Pilihan Antara Cinta Dan Bisnis

Sobat Fullpaper.... Apa yang ada di benak anda ketika kita diharuskan pada sebuah pilihan antara cinta dan bisnis, mungkin butuh beberapa pertimbangan untuk mengambil sebuat keputusan yang tepat....:) Berawal dari persahabatan, timbul keinginan untuk melakukan bisnis bersama. Seiring berjalannya waktu, rasa persahabatan berubah menjadi cinta. Dan ada harapan bisa menjadi kekasih sahabat. Namun melihat reaksi sahabat yang sepertinya biasa-biasa saja, walaupun sudah mengirimkan sinyal-sinyal cinta, akhirnya malah mati gaya sendiri. Keinginan untuk mengembangkan bisnis lebih besar jadi tertunda karena takut rasa cinta pada sahabat semakin besar. Harus bagaimana?

Menurut psikolog Monty Satiadarma, Anda bisa memiliki berbagai keinginan dan harapan, tetapi sebaiknya Anda juga harus bisa memilah mana yang menjadi prioritas Anda pada saat ini. Di saat Anda baru merintis bisnis dengan sahabat lama, Anda mulai jatuh cinta kepadanya. Belum lagi ada tanggapan dari M, Anda kini malah berharap bisa menjadi istrinya. Apakah ini tidak terlalu banyak untuk dipikirkan dan dilaksanakan secara bersamaan? Bukan tidak mungkin diwujudkan, tetapi akan lebih baik kalau dijalani secara bertahap. 

Saat ini Anda baru saja merintis bisnis dengan sahabat, tentunya Anda berdua harus mencurahkan perhatian dan pikiran serta dituntut untuk bekerja secara profesional. Sebagai sahabat dan rekan kerja, Anda berdua harus saling mendukung. Kalau Anda  membiarkan diri terbuai dalam rasa cinta kepada sahabat sekaligus rekan bisnis ini, apalagi diliputi rasa cemas karena tidak mendapatkan tanggapan yang Anda harapkan darinya, maka pikiran Anda akan terpecah belah dan tidak fokus pada pekerjaan yang sedang Anda kembangkan.  

Memang tak ada yang bisa menghalangi Anda untuk jatuh cinta kepada siapa pun. Tetapi, Anda juga perlu bersikap realistis dan mampu membaca keadaan. Sepertinya Anda terlalu cepat mengambil kesimpulan terhadap reaksinya. Mungkin bukan maksud dia tidak menanggapi perasaan Anda, tetapi karena pikirannya sedang terfokus pada pekerjaan. Orang yang sedang bersemangat merealisasikan ide-ide cemerlangnya, tentu tak mau konsentrasinya terpecah. 

Anda sebagai partner kerja seharusnya justru mendukung sikap kerja sahabat. Berikan dia waktu dan cukup ruang gerak untuk bisa meningkatkan kreativitasnya. Siapa tahu, dengan berjalannya waktu, dia bisa lebih merasa nyaman dan bisa berbagi dengan Anda, sehingga benih kasih pun bisa tumbuh.

Nah, bagaimana sobat Fullpaper... adakah di antara kita yang pernah mengalami hal yang demikian? tentu jawabannya kembali lagi pada diri pribadi masing-masing, so tetap semangat menjalani hidup... :)

0 komentar

Post a Comment