Contoh Laporan Pertanggungjawaban (LPJ)

LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN
KETUA UMUM HIMPUNAN MAHASISWA ELEKTRONIKA (HIMANIKA) FT UNM
PERIODE 2010-2011 BULAN JULI 2010 S/D FEBRUARI 2011
Bismillahirrahmanirrahim
Assalamualaikum Wr. Wb
A. Muqaddimah
Segala puji bagi Allah SWT yang selalu memberikan hidayah, taufiq dan nikmat-Nya kepada kita sekalian sehingga pada detik ini kita masih bisa merasakan indahnya hidup. Dan alhamdulillah atas kebesaran-Nya pula pada hari ini, sampailah kepengurusan Himpunan Mahasiswa Elektronika (HIMANIKA) FT UNM dihadapkan dengan sebuah sidang Pleno dengan  mempertanggungjawabkan tentang segala kerja dan kinerja selama lebih dari 1 semester atau delapan bulan. Shalawat serta salam semoga tetap tercurahkan kepada nabi Muhammad SAW, sebagai sang revolusioner sejati yang telah membawa manusia dari zaman kebiadaban menuju zaman yang beradab..

Saudara-saudara peserta sidang yang saya hormati, laporan pertanggungjawaban selama kepengurusan merupakan hal yang penting untuk dilaksanakan, hal ini dipandang penting adalah untuk dapat diketahui dengan terperinci atas segala kegiatan, baik yang telah dilaksanakan maupun yang belum terlaksana. Disamping itu pelaporan pertanggungjawaban ini juga dipandang penting untuk kemudian dapat dilakukan evaluasi atas segala kegiatan yang telah dilakukan demi kedepan yang lebih baik lagi. Sebagai bentuk pertanggungjawaban kami selaku ketua umum himpunan mahasiswa Elektronika (HIMANIKA) FT UNM akan menguraikan secara umum atas segala kinerja yang telah kami laksanakan selama kepengurusan. Semoga tulisan ini bermanfaat bagi kepengurussan kedepan.



Sidang Pleno yang berbahagia,

Setiap detik kian berubah menjadi menit, setiap menit berjalan menjadi jam, setiap jam melaju menjadi hari, minggu menjadi bulan dan tahun, dan waktu itulah yang telah kita lewatkan bersama dalam sebuah keluarga yang teramat kita cintai yakni Himpunan Mahasiswa Elektronika. Tidak terasa segala pengalaman dan pelajaran yang mengiringi putaran waktu, telah membawa kita pada pertengahan dari sebuah periode kepemimpinan dan tibalah pula pada waktunya kami atas nama pengurus Himpunan Mahasiswa Elektronika melaporkan segala bentuk kerja dan kinerja selama satu smester ini. Untuk mempermudah dalam menelaah laporan pertanggungjawaban ini, maka kami susun dengan susunan sebagai berikut :

a. Muqaddimah
b. Kondisi Objektif
·        Kondisi Internal
·        Kondisi Eksternal
c. Kondisi Realitas
d. Program Kerja
e. Realisasi Program Kerja
f. Evaluasi
g. Proyeksi
h. Khatimah
B. Kondisi Objektif
1. Kondisi Internal
Kejenuhan, kurang koordinasi dan komunikasi adalah sesuatu yang lumrah dan sangat-sangat familiar yang hinggap dalam sebuah organisasi, dan hal itu pula terkadang menjadi permasalahan yang kami hadapi selama kepengurusan ini. Stagnasi perkembangan kampuspun secara internal sangat berpengaruh pada perkembangan Himpunan Mahasiswa Elektronika. Namun masih ada hal yang patut di Syukuri bahwasanya kondisi Ukhuwah/Persaudaraan dilingkup komisariat ini begitu kental, sehingga setidak-tidaknya ada sebuah modal yang cukup berharga dalam rangka pengembangan HIMANIKA. Karena kebersamaan merupakan sebuah kunci untuk suatu perubahan.

Saudara-saudara peserta sidang yang mulia

Dalam perjalanannya, dalam tubuh HIMANIKA ini telah terjadi resuffle kepengurusan satu kali (Sidang Istimewa 15 Februari 2011 dan SK Kepengurusan akan dibuat setelah Pleno) karena ada beberapa pengurus yang tidak aktif, mengundurkan diri, dan lain sebagainya. Tetapi hal itu tidak menjadi alasan buat kami untuk berhenti berjuang. Selama satu semester ini, Alhamdulillah kepengurusan Himpunan Mahasiswa Elektronika (HIMANIKA) FT UNM dipandang mampu melanjutkan perjuangannya dengan lancar, artinya tidak ada persoalan yang dipandang berat sehingga menggangu perjalanannya kepengurusan. Pengurus HIMANIKA ini semuanya berjumlah 33 orang. Dalam perjalanannya dari 33 orang tersebut memang tidak semuanya aktif, namun alhamdulillah pengurus yang memiliki peran penting dalam kepengurusan semuanya aktif. Hal ini memang sudah menjadi sebuah kewajaran bahwa dalam suatu organisasi setiap individu terbagi menjadi 3 jenis yaitu Upward Mobile yaitu The organization man atau orang yang bekerja keras untuk mencapai tujuan organisasi Ambivalent yakni orang yang kadang-kadang rajin kadang-kadang malas Indifferent yaitu orang yang tidak/kurang peduli terhadap organisasi. Hal ini menunjukan bahwa dalam sebuah kepngurusan organisasi dalam tubuh organisasi kadang tidak semua personilnya bisa aktif. Oleh karena itu semoga kedepan kawan-kawan yang mengembann amanah untuk menjadi pengurus agar lebih aktif lagi demi kemajuan organisasi.

2. Kondisi Ekternal
Berbicara tentang kondisi ekternal organisasi Himpunan mahasiswa Elektronika tentunya tidak terlepas dari dinamika kehidupan kampus, organisasi intra kampus dan gerakan kawan-kawan organisasi kemahasiswaan ekstra kampus serta kondisi masyarakat pada umumnya.
Kondisi kampus pada akhir-akhir ini sedang diramaikan dengan terbelenggunya gerakan Lembaga Kemahasiswaan akibat “intervensi “ Birokrat, yang berakibat animo berlembaga mahasiswa mulai surut. Sementara kondisi organsiasi intra kampus, pada saat ini adalah saat dimana kawan-kawan di organisasi intra kampus sedang sibuk dengan urusannya masing-masing, sehingga konsolidasi kadang diabaikan.






C. Kondisi Realitas
Menurunnya semangat berlembaga terkhusus kepada pengurus HIMANIKA itu sendiri, menjadi tantangan tersendiri bagi kami yang mengakibatkan sulitnya menemukan kader-kader yang berkarakter dan berjiwa militansi, selain itu kurangnya kepercayaan masyarakat Elektronika terhadap lembaga ini dapat dilihat dengan munculnya berbagai komunitas di dalam kampus yang sebagian besar menganggap sebagai organisasi “tandingan”, meski telah diupayakan dengan pendekatan persuasive.

D. Program kerja
Tidak banyak program kerja yang diamanahkan kepada saya selaku ketua umum Himpunan Mahasiswa Elektronika yakni “meningkatkan kemampuan masyarakat Elektronika dalam skill, yang cardas, dan berwawasan luas dengan kesadaran berlembaga “ yang selanjutnya dijabarkan dalam program kerja tiap bidang, sehingga kawan-kawan HIMANIKA bisa terlibat didalamnya. Namun harus kami akui dan sadari meski tidak begitu banyak program kerja yang diamahkan, sangat begitu sulit untuk merealisasikannya. Oleh karena itu mohon maaf kami kepada kawan-kawan pengurus yang telah diresuffle karena belum bisa merealisasikan semua program kerja yang telah direkomendasikan kepada kami.


E. Realisasi Program Kerja
Dalam perjalanannya yang singkat ini kami selaku ketua umum beserta ketua bidang pendidikan dan latihan telah melakukan Pengkaderan ”Basic Trainnig” beserta kajian dan follow up nya, sebagai upaya penjaringan kader yang berwawasan luas dan berkarakter militan, Pada bidang bakat dan minat telah melakukan seminar IT untuk menambah skill dan pengetahuan, pengurus pada khususnya dan masysrakat pada umumnya. Sedangkan bidang Humas dan Advokasi juga tidak tinggal diam, telah melakukan dialog Akademik dengan Jurusan Pendidikan Teknik Elektronika, dan sebentar lagi akan melaksanakan bakti sosial.

Hal-hal yang belum disebutkan diatas selanjutnya akan dibahas dalam program kerja masing-masing bidang. Dalam hal ini kami menyadari betul bahwa kinerja kami khususnya selaku ketua umum masih sangat kurang terutama dalam melakukan proses supervisi dan pengawalan terhadap program kerja organisasi. Kami juga menyadari adanya beberapa program kerja yang belum terealisasi sampai saat ini. Dan kami menyadari pula bahwa hal ini adalah suatu kekurangan yang suatu hari harus diperbaiki.

E. Evaluasi dan Proyeksi
Dari uraian singkat diatas, maka kemudian perlu untuk dilakukan adanya evaluasi dan proyeksi untuk perbaikan kedepan. Dalam hal ini, Ada banyak hal yang dipandang merupakan kekurangan dalam kepengurusan kami ini, di antaranya :
1.      Koordinasi dan komunikasi diantara pengurus dan kader HIMANIKA yang masih kurang sehingga dalam perjalannya tubuh organisasi ini dipandang agak rapuh.
2.      Kurangnya peranan didalam tataran ekternal, baik yang berhubungan dengan masyarakat sekitar maupun dengan organisasi-organisasi non-HIMANIKA  disamping itu pula masih banyak kekurangan-kekurangan yang lain yang sepatutnya jadi koreksi bersama.


Dari semua keadaan ini banyak sekali yang perlu segera dibenahi demi kemajuan HIMANIKA kedepan, yakni:

1.      Kondisi Kepengurusan, Untuk kepengurusan yang akan datang hendaknya perlu mempertimbangkan kualitas dan dan pengalaman seseorang disaat dimasukan kedalam kepengurusan
2.      Penguatan karakter intelektual pada diri kader, Perlu adanya kegiatan yang lebih berkualitas lagi tentunya, yang lebih bisa memicu Ghirah perjuangan kader serta mampu menguatkan kembali budaya intelektual dikalangan kader HIMANIKA sehingga ruh yang telah dibangun sejak Basic Training tidak semakin memudar
3.      Perlu adanya intensitas koordinasi dan komunikasi disemua lini organisasi
4.      Memberikan kontribusi dan peranan yang lebih besar kepada dunia eksternal

G. PENUTUP

Demikian laporan pertanggungjawaban ini kami buat dengan apa adanya. Sesungguhnya pertanggungjawaban bukan hanya di atas kertas, karena kami menyadari betul bahwa dalam mengemban amanah kepengurusan selama satu semester, dalam kinerjanya begitu banyak meninggalkan kekurangan, oleh karena itu kami mohon maaf yang sebesar-besarnya khususnya kepada pengurus Himpunan Mahasiswa Elektronika dan umumnya kepada kawan-kawan Elektronika. Dan tak lupa pula kami sampaikan ucapan terimakasih yang sebesarr-besarnya kepada pengurus khususnya yang telah bekerjasama dalam menyukseskan setiap agenda organisasi dan kepada kawan-kawan kader HIMANIKA kami sampaikan pula terimakasih banyak atas segala bantuannya. Juga tak lupa pula kami sampaikan juga ucapan terimakasih kami kepada pihak yang terkait, yang telah membantu kami dalam merealisasikan program kerja HIMANIKA selama satu semester. lebih
Semoga segala tetesan keringat yang yang senantiasa menghiasai dalam detik-detik perjuangan ini dinilai ibadah dimata Yang Maha Kuasa dan bermanfaat bagi Ummat. Dan semoga melalui forum ini akan lahir sebuah rumusan cerdas guna kemajuan Himpunan Mahasiswa ke depan.

Billahitaufiq Wal Hidayah
Wassalamualaikum Wr. Wb 

Makassar, 06 Maret 2011 
PENGURUS
HIMPUNAN MAHASISWA ELEKTRONIKA



MUHAMMAD AKSAR
Ketua Umum

Contoh Proposal Seminar IT

Team Of Refrence
SEMINAR Informasi dan Teknologi

 I. ARAS WACANA

Dalam perkembangan global saat ini, sudah banyak fenomena-fenomena yang terjadi, begitupun dengan Indonesia yang dimana semua permasalahan makin kompleks. Terutama dalam hal sains dan teknologi. Seperti kita ketahui bahwa dengan masuknya era globalisasi yang dimana kita dituntut untuk mengadakan penguatan di semua begitupula dalam bidang sains dan teknologi. Di tengah era pasar bebas yang cenderung menciptakan kompetisi yang ketat antar individu yang mendorong paindividu untuk memiliki skill yang menunjang dalam penciptaan lapangan pekerjaan, dibutuhkan kemampuan untuk bisa menguasai teknologi yang semakin hari semakin berkembang dan semakin canggih.
Oleh karena itu, salah satu upaya yang dilakukan untuk memanfaatkan perkembangan teknologi sacara optimal adalah dengan diselenggarakannya seminar Informasi dan Teknologi yang tentunya sangat dibutuhkan. Selain itu kita dapat membekali diri dengan keterampilan dalam bidang internet, yaitu dunia yang penuh dengan informasi. Tentunya tidak hanya sekedar dapat mencari informasi untuk penunjang pendidikan saja, tetapi juga dengan internet kita bisa menghasilkan uang dan berbagai peluang kerja. Dunia kerja mayoritas membutuhkan orang-orang yang cerdas, memiliki kemampuan dalam bidang ilmu dan teknologi juga bahasa Inggris. Bahkan dalam dunia pendidikan pun teknologi sangat berperan penting dalam membantu penyelesaian tugas dan komunikasi dengan guru/dosen melalui milis. Melalui adanya seminar Informasi dan Teknologi ini nantinya kita akan mempunyai bekal dalam menghadapi dunia kerja terutama bekal tentang teknologi. Selain itu juga dapat membantu kesulitan-kesulitan mahasiswa dalam pengoperasian milis dan segala sesuatu yang berhubungan dengan Informasi dan Teknologi dalam upaya untuk menambah kemampuan.
             Mencermati kondisi sosial masyrakat dewasa ini, kita tentunya tidak akan terlepas dari fenomena kehidupan yang disebut modernitas. Seperti yang telah digambarkan diatas bahwa ilmu pengetahuan dan teknologi menjadi dasar dari kondisi tersebut. Perkembangan Informasi dan Telekomunikasi sangat membawa pengaruh yang cukup signifikan terhadap pola tatanan kehidupan masyrakat yang sangat baik bersifat konsumeristik.
II. LANDASAN YURIDIS
Kegiatan ini merupakan kegiatan yang bersifat formal dibawah institusi yang sah. Oleh karena itu sebagai legalitas kegiatan landasan yang digunakan adalah sebagai berikut :
1.      Tri Dharma Perguruan Tinggi
2.      Pola pembinaan dan pengembangan mahasiswa.
3.      Undang – Undang no. 2 tahun 1992 tentang Sistem Pendidikan Tinggi.
4.      Peraturan Pemerintah No. 60 Tahun 1999 tentang Pendidikan Tinggi.
5.      Program kerja pengurus Himpunan Mahasiswa Elektronika Fakultas Teknik Universitas Negeri Makassar.

III. TUJUAN KEGIATAN
Tujuan diselenggarakan Seminar Informasi dan Teknologi ini adalah untuk:
1.      Salah satu upaya untuk mensukseskan program kerja Himpunan Mahasiswa Elektronika
2.      Meningkatkan Sumber Daya Manusia yang handal di bidang Informasi dan Teknologi
3.      Mendorong minat masyarakat untuk lebih mendalami Informasi dan Teknologi yang semakin vital
4.      Mahasiswa dapat mengoptimalkan fungsi Teknologi terutama Internet dan dapat mengaplikasikannya

IV. NAMA DAN TEMA KEGIATAN
Kegiatan ini bernama Seminar Informasi dan Teknologi dengan tema Tantangan Penerapan IT Dalam Pendidikan Masa Depan"

V. PESERTA
Peserta kegiatan Seminar Informasi dan Teknologi adalah Pelajar/Mahasiswa, guru/dosen dan Masyarakat umum yang dibatasi jumlahnya sebanyak 100 peserta dan ditambah panitia dan pengurus Himpunan Mahasiswa Elektronika FT UNM.

VI. TEMPAT DAN WAKTU KEGIATAN
Kegiatan seminar Ilmu dan Teknologi ini dilaksanakan pada
·         Hari / Tanggal : Sabtu, 10 Januari 2010
·         Waktu : 09.00 – 16.00
·         Tempat : Gedung Amannagappa Universitas Negeri Makassar

VII. BENTUK KEGIATAN
Kegiatan ini dilaksanakan dalam bentuk seminar, yang terdiri dari tiga materi:
1.      Materi I yaitu Pemanfaatan IT sehingga bisa menunjang pendidikan. Materi ini menjelaskan tentang IT yang bisa menunjang kelancaran pendidikan.
2.      Materi II yaitu Bagaimana berbisnis lewat internet. Materi ini menjelaskan tentang bagaimana cara berbisnis yang dapat menghasilkan uang melalui internet.
3.      Materi III yaitu Pemanfaatan IT sehingga bisa menunjang dunia kerja. Materi ini menjelaskan tentang bagaimana memanfaatkan IT sehingga dapat menunjang kinerja kita dalam dunia kerja.

VIII. SUSUNAN PANITIA
Susunan panitia pelaksana kegiatan kegiatan seminar Informasi dan Teknologi sebagaimana terlampir dalam lampiran I.

IX. ANGGARAN DANA
Anggaran penggunaan dana untuk Seminar Informasi dan Tekologi sebagaimana terlampir dalam lampiran II.
X. SUSUNAN ACARA
Susunan acara kegiatan Seminar Ilmu dan Teknologi sebagaimana terlampir dalam lampiran III.

XI. PENUTUP
Atas nama Keluarga Besar Himpunan Mahasiswa Elektronika Fakultas Teknik Universitas Negeri Makassar, kami selaku panitia mengharapkan dukungan moril maupun materiil untuk kesuksesan kegiatan Seminar Informsi dan Teknologi ini. Hal-hal yang belum tercantum dalam proposal ini akan diatur kemudian. Semoga kegiatan ini terselenggara sesuai dengan harapan dan keinginan kita dan Allah SWT berkenan meridhoi kita, Amin.

Perencanaan Pembelajaran


PENDAHULUAN

            Kegiatan menyusun rencana pembelajaran merupakan salah satu tugas penting guru dalam memproses pembelajaran siswa. Dalam perspektif kebijakan pendidikan nasional yang dituangkan dalam Permendiknas RI No. 52 Tahun 2008 tentang Standar Proses disebutkan bahwa salah satu komponen dalam penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yaitu adanya tujuan pembelajaran yang di dalamnya menggambarkan proses dan hasil belajar yang diharapkan dapat dicapai oleh peserta didik sesuai dengan kompetensi dasar.
   Perencanaan adalah suatu cara yang memuaskan untuk membuat kegiatan dapat berjalan dengan baik, disertai dengan berbagai langkah yang antisipatif guna memperkecil kesenjangan yang terjadi sehingga kegiatan tersebut mencapai tujuan yang telah ditetapkan.Sedangkan yang dimaksud pembelajaran memiliki hakikat perencanaan atau perancangan (desain) sebagai upaya untuk membelajarkan siswa. Itulah sebabnya dalam belajar, siswa tidak hanya berinteraksi dengan guru sebagai salah satu sumber belajar, tetapi mungkin berinteraksi dengan keseluruhan sumber belajar yang dipakai untuk mencapai tujuan pembelajaran yang diinginkan. Oleh karena itu, pembelajaran memusatkan perhatian pada "bagaimana membelajarkan siswa", dan bukan pada “apa yang dipelajari siswa”. Adapun perhatian terhadap apa yang dipelajari siswa merupakan bidang kajian dari kurikulum, yakni mengenai apa isi pembelajaran yang harus dipelajari siswa agar dapat tercapainya tujuan. Pembelajaran lebih menekankan pada bagaimana cara agar tercapai tujuan tersebut. Dalam kaitan ini hal-hal yang tidak bisa dilupakan untuk mencapai tujuan adalah bagaimana cara menata interaksi antara sumber-sumber belajar yang ada agar dapat berfungsi secara optimal.
            Agar proses pembelajaran dapat terkonsepsikan dengan baik, maka seorang guru dituntut untuk mampu menyusun dan merumuskan tujuan pembelajaran secara jelas dan tegas. Oleh karena itu, melalui tulisan yang sederhana ini akan dikemukakan secara singkat tentang apa dan bagaimana merumuskan tujuan pembelajaran. Dengan harapan dapat memberikan pemahaman kepada para guru dan calon guru agar dapat merumuskan tujuan pembelajaran secara tegas dan jelas dari mata pelajaran yang menjadi tanggung jawabnya..

RINGKSAN

A.  Pengertian perencanaan pembelajaran
            Sebelum mengetahui makna dari pencanaan pembelajaran, tentu kita harus mengetahui dulu apa itu perencanaan. Ada beberapa pendapat menurut para ahli, tetepi secara umum merujuk kepada pengertian yang sama yakni perencanaan merupakan suatu proses pemecahan masalah untuk mendapatkan hasil yang lebih baik. Sementara perencanaan pembelajaran  menurut dikemukakan oleh:
1.      Branch- (2002)
Suatu sistem yang berisi prosedur untuk mengembangkan pendidikan dengan cara yang konsisten dan reliable.
2.      Ritchy
Ilmu yang merancang detail secara spesifik untuk pengembangan, evaluasi dan pemeliharaan situasi dengan fasilitas pengetahuan diantara satuan besar dan kecil persoalan pokok.
3.      Zook- (2000) 
Proses berfikir sistematis untuk membantu pelajar memahami (belajar)

            Definisi lain mengenai Perencanaan Pembelajaran adalah proses membantu guru secara sistematik dan menganalisis kebutuhan pelajar dan menyusun kemungkinan yang berhubungan dengan kebutuhan. Perencanaan merupakan suatu sistem yang terdiri dari komponen Tujuan pembelajaran, komponen isi/materi pembelajaran, komponen kegiatan belajar-mengajar, dan komponen evaluasi belajar.
            Pembelajaran sebagai suatu sistem yang bertujuan dan harus direncanakan oleh guru berdasarkan pada kurikulum yang berlaku. Perencanaan pengajaran mencakup kegiatan merumuskan tujuan pembelajaran, merumuskan isi/materi pelajaran yang harus dipelajari, merumuskan kegiatan belajar dan merumuskan sumber belajar/media pembelajaran yang akan digunakan serta merumuskan evaluasi belajar. Fungsi perencanaan pengajaran sebagai pedoman kegiatan guru dalam mengajar dan pedoman siswa dalam kegiatan belajar yang disusun secara sistematis dan sistemik. Prinsip perencanaan pengajaran yang harus diperhatikan adalah:

1.        Perencanaan pengajaran harus berdasarkan kondisi siswa.
2.        Perencanaan pengajaran harus berdasarkan kurikulum yang berlaku.
3.        Perencanaan harus memperhitungkan waktu yang tersedia
4.        Perencanaan pengajaran harus merupakan urutan kegiatan belajar-mengajar yang sistematis.
5.        Perencanaan pengajaran bila perlu lengkapi dengan lembaran kerja/tugas dan atau lembar observasi.
6.        Perencanaan pengajaran harus bersifat fleksibel.
7.        Perencanaan pengajaran harus berdasarkan pada pendekatan sistem yang mengutamakan keterpaduan antara tujuan, materi, kegiatan belajar dan evaluasi.
B. Prosedur Pengembangan Program Pembelajaran
            Program pengajaran di sekolah dilaksanakan dalam jangka waktu belajar tertentu. Program pengajaran yang menjadi tugas guru yaitu menyusun program pengajaran catur wulanan dan program mingguan atau harian, yang disebut program persiapan mengajar. Program caturwulan adalah program pengajaran yang harus dicapai selama satu caturwulan, selama periode ini diharapkan para siswa menguasai pengetahuan, sikap dan keterampilan sebagai satu kesatuan utuh.
            Program caturwulan dijabarkan dari Garis-garis besar Program Pengajaran pada masing-masing bidang studi/mata pelajaran, di dalamnya terdiri atas: pokok bahasan/sub-pokok bahasan, alokasi waktu, dan alokasi pertemuan kapan pokok bahasan/sub-pokok bahasan tersebut disajikan. Persiapan mengajar merupakan istilah baru sebagai pengganti dari satuan pelajaran (satpel) pada kurikulum lama. Persiapan mengajar ini merupakan program pengajaran untuk jangka waktu belajar mingguan atau harian. Langkah-langkah pengembangan persiapan mengajar secara umum dapat dilakukan melalui:
a)   mempelajari Tujuan Pembelajaran Umum (TPU) yang ada dalam GBPP,
b)   merumuskan Tujuan Pembelajaran Khusus (TPK) berdasarkan TPU,
c)   menentukan materi/bahan pelajaran,
d)   menentukan kegiatan belajar-mengajar,
e)   menetapkan alat, media, dan sumber pelajaran, dan
f)     menentukan alat evaluasi.
C. Tujuan Pembelajaran
            Meski para ahli memberikan rumusan tujuan pembelajaran yang beragam, tetapi semuanya menunjuk pada esensi yang sama, bahwa tujuan pembelajaran adalah tercapainya perubahan perilaku atau kompetensi pada siswa setelah mengikuti kegiatan pembelajaran. Tujuan dirumuskan dalam bentuk pernyataan atau deskripsi yang spesifik. Yang menarik untuk digarisbawahi yaitu dari pemikiran Kemp dan David E. Kapel bahwa perumusan tujuan pembelajaran harus diwujudkan dalam bentuk tertulis. Hal ini mengandung implikasi bahwa setiap perencanaan pembelajaran seyogyanya dibuat secara tertulis (written plan). Upaya merumuskan tujuan pembelajaran dapat memberikan manfaat tertentu, baik bagi guru maupun siswa. Nana Syaodih Sukmadinata (2002) mengidentifikasi 4 (empat) manfaat dari tujuan pembelajaran, yaitu:
a)   memudahkan dalam mengkomunikasikan maksud kegiatan belajar mengajar kepada siswa, sehingga siswa dapat melakukan perbuatan belajarnya secara lebih mandiri;
b)   memudahkan guru memilih dan menyusun bahan ajar;
c)   membantu memudahkan guru menentukan kegiatan belajar dan media pembelajaran;
d)   memudahkan guru mengadakan penilaian.
Dalam Permendiknas RI No. 52 Tahun 2008 tentang Standar Proses disebutkan bahwa tujuan pembelajaran memberikan petunjuk untuk memilih isi mata pelajaran, menata urutan topik-topik, mengalokasikan waktu, petunjuk dalam memilih alat-alat bantu pengajaran dan prosedur pengajaran, serta menyediakan ukuran (standar) untuk mengukur prestasi belajar siswa.
D . Merumuskan Tujuan Pembelajaran
            Seiring dengan pergeseran teori dan cara pandang dalam pembelajaran, saat ini telah terjadi pergeseran dalam perumusan tujuan pembelajaran. W. James Popham dan Eva L. Baker (2005) mengemukakan pada masa lampau guru diharuskan menuliskan tujuan pembelajarannya dalam bentuk bahan yang akan dibahas dalam pelajaran, dengan menguraikan topik-topik atau konsep-konsep yang akan dibahas selama berlangsungnya kegiatan pembelajaran. Tujuan pembelajaran pada masa lalu ini tampak lebih mengutamakan pada pentingnya penguasaan bahan bagi siswa dan pada umumnya yang dikembangkan melalui pendekatan pembelajaran yang berpusat pada guru (teacher-centered). Namun seiring dengan pergeseran teori dan cara pandang dalam pembelajaran, tujuan pembelajaran yang semula lebih memusatkan pada penguasaan bahan, selanjutnya bergeser menjadi penguasaan kemampuan siswa atau biasa dikenal dengan sebutan penguasaan kompetensi atau performansi. Seorang guru profesional harus merumuskan tujuan pembelajarannya dalam bentuk perilaku siswa yang dapat diukur yaitu menunjukkan apa yang dapat dilakukan oleh siswa tersebut sesudah mengikuti pelajaran.
Berbicara tentang perilaku siswa sebagai tujuan belajar, saat ini para ahli pada umumnya sepakat untuk menggunakan pemikiran dari Bloom (Gulo, 2005) sebagai tujuan pembelajaran. Bloom mengklasifikasikan perilaku individu ke dalam tiga ranah atau kawasan, yaitu:
1)   kawasan kognitif yaitu kawasan yang berkaitan aspek-aspek intelektual atau berfikir/nalar, di dakamnya mencakup: pengetahuan (knowledge), pemahaman (comprehension), penerapan (application), penguraian (analysis), memadukan (synthesis), dan penilaian (evaluation);
2)   kawasan afektif yaitu kawasan yang berkaitan aspek-aspek emosional, seperti perasaan, minat, sikap, kepatuhan terhadap moral dan sebagainya, di dalamnya mencakup: penerimaan (receiving/attending), sambutan (responding), penilaian (valuing), pengorganisasian (organization), dan karakterisasi (characterization); dan
3)   kawasan psikomotor yaitu kawasan yang berkaitan dengan aspek-aspek keterampilan yang melibatkan fungsi sistem syaraf dan otot (neuronmuscular system) dan fungsi psikis. Kawasan ini terdiri dari : kesiapan (set), peniruan (imitation, membiasakan (habitual), menyesuaikan (adaptation) dan  menciptakan (origination).
Taksonomi ini merupakan kriteria yang dapat digunakan oleh guru untuk mengevaluasi mutu dan efektivitas pembelajarannya. Telah dikemukakan di atas bahwa tujuan pembelajaran harus dirumuskan secara jelas. Dalam hal ini Hamzah B. Uno (2008) menekankan pentingnya penguasaan guru tentang tata bahasa, karena dari rumusan tujuan pembelajaran itulah dapat tergambarkan konsep dan proses berfikir guru yang bersangkutan dalam menuangkan idenya tentang pembelajaran. Pada bagian lain, Hamzah B. Uno (2008) mengemukakan tentang teknis penyusunan tujuan pembelajaran dalam format ABCD.  A=Audience (petatar, siswa, mahasiswa, murid  dan sasaran didik lainnya), B=Behavior (perilaku yang dapat diamati sebagai hasil belajar), C=Condition (persyaratan yang perlu dipenuhi agar perilaku yang diharapkan dapat tercapai, dan D=Degree (tingkat penampilan yang dapat diterima)



KOMENTAR
            Belajar merupakan aktivitas anak (manusia) yang sangat vital. Dikatakan belajar apabila membawa suatu perubahan pada individu yang belajar. Perubahan itu tidak hanya mengenai jumlah pengetahuan, melainkan juga dalam bentuk kecakapan, kebiasaan, sikap, pengertian, penghargaan, minat, penyesuaian diri. Pendeknya mengenai segala aspek organisme atau pribadi seseorang. Karena itu seorang yang belajar ia tidak sama lagi dengan saat sebelumnya, karena ia lebih sanggup menghadapi kesulitan memecahkan masalah atau menyesuaikan diri dengan keadaan. Ia tidak hanya bertambah pengetahuannya, akan tetapi dapat pula menerapkanya secara fungsional dalam situasi hidupnya. Dalam hubungan dengan usaha pendidikan, maka belajar adalah key term (istilah kunci) yang paling vital dalam setiap usaha pendidikan sehingga tanpa belajar sesungguhnya tak pernah ada pendidikan.  Oleh sebab itu belajar harus ada perencanaan. Perencanaan pembelajaran mempunyai cakupan yang sangat luas. Sebelum merencanakan tentunya kita harus mengetahui prinsip-prinsip belajar dan tujuan belajar yang sesungguhnya
            Telah dijelaskan bahwa perencanaan merupakan  suatu cara yang memuaskan untuk membuat kegiatan dapat berjalan dengan baik, disertai dengan berbagai langkah yang antisipatif guna memperkecil kesenjangan yang terjadi sehingga kegiatan tersebut mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Sedangkan yang dimaksud pembelajaran memiliki hakikat perencanaan atau perancangan (desain) sebagai upaya untuk membelajarkan siswa. Itulah sebabnya dalam belajar, siswa tidak hanya berinteraksi dengan guru sebagai salah satu sumber belajar, tetapi mungkin berinteraksi dengan keseluruhan sumber belajar yang dipakai untuk mencapai tujuan pembelajaran yang diinginkan. Oleh karena itu, pembelajaran memusatkan perhatian pada "bagaimana membelajarkan siswa", dan bukan pada “apa yang dipelajari siswa”. Adapun perhatian terhadap apa yang dipelajari siswa merupakan bidang kajian dari kurikulum, yakni mengenai apa isi pembelajaran yang harus dipelajari siswa agar dapat tercapainya tujuan. Pembelajaran lebih menekankan pada bagaimana cara agar tercapai tujuan tersebut.
            Dalam kaitan ini hal-hal yang tidak bisa dilupakan untuk mencapai tujuan adalah bagaimana cara menata interaksi antara sumber-sumber belajar yang ada agar dapat berfungsi secara optimal. Oleh sebab itu seorang guru dituntut untuk mampu menyusun dan merumuskan tujuan pembelajaran secara jelas dan tegas. diharapkan dapat memberikan pemahaman kepada para guru dan calon guru agar dapat merumuskan tujuan pembelajaran secara tegas dan jelas dari mata pelajaran yang menjadi tanggung jawabnya.
            Semoga pendidikan kita bisa lebih maju dan berkualitas ketika semua pihak yang terlibat dalamnya  tidak sekedar memahami bagaimana perencanaan pembelajaran yang ideal, tetapi mampu  mengaplikasikan konsep-konsep pembelajaran di lapangan.

 KESIMPULAN
1.      Perencanaan Pembelajaran adalah proses membantu guru secara sistematik dan menganalisis kebutuhan pelajar dan menyusun kemungkinan yang berhubungan dengan kebutuhan. Perencanaan merupakan suatu sistem yang terdiri dari komponen Tujuan pembelajaran, komponen isi/materi pembelajaran, komponen kegiatan belajar-mengajar, dan komponen evaluasi belajar
2.      Pembelajaran sebagai suatu sistem yang bertujuan dan harus direncanakan oleh guru berdasarkan pada kurikulum yang berlaku. Perencanaan pengajaran mencakup kegiatan merumuskan tujuan pembelajaran, merumuskan isi/materi pelajaran yang harus dipelajari, merumuskan kegiatan belajar dan merumuskan sumber belajar/media pembelajaran yang akan digunakan serta merumuskan evaluasi belajar.
3.      Fungsi perencanaan pengajaran sebagai pedoman kegiatan guru dalam mengajar dan pedoman siswa dalam kegiatan belajar yang disusun secara sistematis dan sistemik.
4.      Tujuan pembelajaran adalah tercapainya perubahan perilaku atau kompetensi pada siswa setelah mengikuti kegiatan pembelajaran. Tujuan pembelajaran memberikan petunjuk untuk memilih isi mata pelajaran, menata urutan topik-topik, mengalokasikan waktu, petunjuk dalam memilih alat-alat bantu pengajaran dan prosedur pengajaran, serta menyediakan ukuran (standar) untuk mengukur prestasi belajar siswa.
5.      Perumusan tujuan pembelajaran harus diwujudkan dalam bentuk tertulis. Hal ini mengandung implikasi bahwa setiap perencanaan pembelajaran seyogyanya dibuat secara tertulis (written plan). Sehinga upaya merumuskan tujuan pembelajaran dapat memberikan manfaat tertentu, baik bagi guru maupun siswa.

Contoh Analisis Data

A.  Hipotesis Penelitian
1.      Terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara IPK dengan kompetensi Profesional Guru
2.      Terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara Motivasi Kerja dengan kompetensi Profesional Guru
3.      Terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara IPK dan Motivasi Kerja dengan kompetensi Profesional Guru

B.  Deskripsi Data
Deskripsi data untuk Variabel X1 (IPK), Variabel X2 (motivasi kerja), dan Variabel Y (Kompetensi)

Statistics


IPK
MotKer
Kompet
N
Valid
30
30
30
Missing
0
0
0
Mean
27.6000
85.4000
68.9667
Median
27.0000
86.0000
69.0000
Mode
22.00a
86.00a
68.00
Std. Deviation
4.05650
7.88539
4.04699
Variance
16.455
62.179
16.378
Range
14.00
26.00
15.00
a. Multiple modes exist. The smallest value is shown


Tabel distribusi Frekuensi
IPK


Frequency
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
Valid
21.00
1
3.3
3.3
3.3
22.00
4
13.3
13.3
16.7
23.00
1
3.3
3.3
20.0
24.00
1
3.3
3.3
23.3
25.00
3
10.0
10.0
33.3
26.00
3
10.0
10.0
43.3
27.00
4
13.3
13.3
56.7
29.00
2
6.7
6.7
63.3
30.00
1
3.3
3.3
66.7
31.00
3
10.0
10.0
76.7
32.00
3
10.0
10.0
86.7
33.00
3
10.0
10.0
96.7
35.00
1
3.3
3.3
100.0
Total
30
100.0
100.0



MotKer


Frequency
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
Valid
71.00
1
3.3
3.3
3.3
72.00
2
6.7
6.7
10.0
74.00
1
3.3
3.3
13.3
78.00
1
3.3
3.3
16.7
79.00
2
6.7
6.7
23.3
80.00
1
3.3
3.3
26.7
81.00
2
6.7
6.7
33.3
82.00
2
6.7
6.7
40.0
83.00
2
6.7
6.7
46.7
86.00
3
10.0
10.0
56.7
88.00
2
6.7
6.7
63.3
89.00
2
6.7
6.7
70.0
90.00
1
3.3
3.3
73.3
94.00
2
6.7
6.7
80.0
95.00
3
10.0
10.0
90.0
96.00
1
3.3
3.3
93.3
97.00
2
6.7
6.7
100.0
Total
30
100.0
100.0



Kompet


Frequency
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
Valid
60.00
1
3.3
3.3
3.3
61.00
2
6.7
6.7
10.0
65.00
2
6.7
6.7
16.7
66.00
2
6.7
6.7
23.3
67.00
1
3.3
3.3
26.7
68.00
6
20.0
20.0
46.7
69.00
4
13.3
13.3
60.0
70.00
2
6.7
6.7
66.7
72.00
2
6.7
6.7
73.3
73.00
4
13.3
13.3
86.7
74.00
2
6.7
6.7
93.3
75.00
2
6.7
6.7
100.0
Total
30
100.0
100.0




C.  Pengujian Persyaratan Analisis
1.      Uji Normalitas
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test


IPK
MotKer
Kompet
N
30
30
30
Normal Parametersa,,b
Mean
27.6000
85.4000
68.9667
Std. Deviation
4.05650
7.88539
4.04699
Most Extreme Differences
Absolute
.132
.129
.139
Positive
.125
.086
.097
Negative
-.132
-.129
-.139
Kolmogorov-Smirnov Z
.725
.706
.761
Asymp. Sig. (2-tailed)
.669
.701
.609
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.

1.      IPK
Tests of Normality

Kolmogorov-Smirnova
Shapiro-Wilk

Statistic
df
Sig.
Statistic
df
Sig.
IPK
.132
30
.190
.944
30
.119
a. Lilliefors Significance Correction
                 Karena sig. atau p lebih dari 0.1 maka kita simpulkan hipotesis nol gagal ditolak, Atau dengan kata lain data yang diuji memiliki distribusi normal.

2.      Mot Kerja
Tests of Normality

Kolmogorov-Smirnova
Shapiro-Wilk

Statistic
df
Sig.
Statistic
df
Sig.
MotKer
.129
30
.200*
.947
30
.138
a. Lilliefors Significance Correction
*. This is a lower bound of the true significance.
Karena sig. atau p lebih dari 0.1 maka kita simpulkan variabel MotKer memiliki distribusi normal.

3.      Kompet

Tests of Normality

Kolmogorov-Smirnova
Shapiro-Wilk

Statistic
df
Sig.
Statistic
df
Sig.
Kompet
.139
30
.144
.940
30
.093
a. Lilliefors Significance Correction
Karena sig. atau p lebih dari 0.1 maka kita simpulkan variabel KomPet memiliki distribusi normal pada uji K-S.

2.      Uji Linieritas
ANOVAb
Model
Sum of Squares
df
Mean Square
F
Sig.
1
Regression
362.954
2
181.477
43.744
.000a
Residual
112.012
27
4.149


Total
474.967
29



a. Predictors: (Constant), MotKer, IPK
b. Dependent Variable: Kompet
Output Anova
            (Uji F) pengujian menggunakan tingkat signifikansi 0,05.  Dari Output diperoleh F hitung Sebesar 43,744 dan signifikansi sebesar 0,000a
            F tabel = df1: (jumlah variabel – 1) =2
                           Df2 (n-k-1) atau (30-2-1)=27
            Ftabel = -1,703
FHitung>Ftabel,  maka Motivasi kerja dan IPK berpengaruh pada Kompetensi Kerja


Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
t
Sig.
B
Std. Error
Beta
1
(Constant)
40.176
4.794

8.381
.000
IPK
.635
.210
.636
3.029
.005
MotKer
.132
.108
.257
1.223
.232
a.       Dependent Variable: Kompet

Persamaan Linier Berganda yang didapat dari Uji Hitung
Y = a + b1X1 + b2X2
Y = 40,176 + 0,635X1 + 0,132X2

Untuk Uji Kebermaknaan maka terlebih dahulu dicari T Tabel
Dimana df = n-k-1 = 30 -2-1= 27
Maka T tabel = 2,052

Untuk IPK:
t hitung = 3,029
dimana thitung > t tabel (3,029>2,052)
maka dapat dikatakan bahwa IPK berpengaruh pada Kompetensi Kerja

Untuk Motivasi Kerja:
t hitung = 1,223