Contoh Judul Proposal Skripsi (Bab 2)

Judul   :   Perbedaan Karakteristik Dan Hasil Belajar Mahasiswa Melalui Sistem Penerimaan Masuk  JalurPMJK/PMDK Dan SNMPTN Pada Jurusan Pendidikan Teknik Elektronika

BAB II
LANDASAN TEORI

A.    Kajian Teori
1.      Pengertian Karakteristik
Karakteristik setiap individu dipengaruhi oleh faktor bawaan dan faktor lingkungan. Faktor bawaan mencakup ciri-ciri fisik, kecerdasan, bakat dan temperamen yang akan menentukan bagaimana seseorang bertindak, bereaksi, bersikap dari satu situasi ke situasi lain yang sifatnya relatif menetap. Peran lingkungan adalah mengoptimalkan dimensi perkembangan mencakup faktor biologis (fisik, motorik), kognitif (bahasa, berpikir, daya nalar dan daya ingat), psikososial berupa kemandirian, bagaimana anak bersikap, berperilaku, kesadaran akan diri, harga diri, percaya diri dan lain sebagainya (Affandi Pratama dalam Perkembangan Manusia, et.al., 2012).
Karakteristik individu yang terkait dengan hasil belajar adalah minat dan motivasi. Minat merupakan daya gerak yang mendorong seseorang cenderung atau merasa tertarik pada orang, benda, atau kegiatan ataupun bisa berupa pengalaman yang efektif yang dirangsang oleh kegiatan itu sendiri, Minat adalah kecerdasan hati yang tinggi terhadap suatu gairah/keinginan. Slameto (1995:57) mengemukakan bahwa minat adalah “kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan dan mengenang beberapa kegiatan, kegiatan yang diminati seseorang, diperhatikan terus yang disertai dengan rasa sayang”.

Berdasarkan pengertian diatas , maka dapat disimpulkan bahwa minat tidak dibawa sejak lahir, melainkan diperoleh kemudian. Minat besar  pengaruh terhadap belajar, karena minat pada sesuatu dipelajari dan selanjutnya akan mempengruhi penerimaan minat-minat baru. Jadi, minat terhadap sesuatu  merupakan hasil belajar dan menunjang belajar selanjutnya.  Sedangkan motivasi berhasil merupakan suatu dorongan dari dalam diri seseorang untuk memperoleh kepuasan dalam berhasil dengan lebih baik dari sebelumnya atau dari orang lain untuk mencapai keberhasilan. Menimbulkan sebuah minat harus ada kemauan dari orang yang bersangkutan karena sama halnya dengan minat, gejala kemauan berhubungan erat dengan satu tujuan. Menurut Haling (2007:6) “Seseorang akan berhasil dalam belajar kalau pada dirinya ada keinginan, keinginan atau dorongan inilah yang disebut motivasi”. Jadi, dalam proses belajar haruslah diperhatikan hal-hal yang dapat mendorong siswa agar dapat belajar dengan baik akan mempunyai motivasi untuk berfikir dan memuaskan perhatian, merencanakan dan melaksanakan kegiatan yang berhubungan atau menunjang belajarnya.

2.      Pengertian Belajar
           Para pakar pendidikan mengemukakan pengertian yang berbeda antara satu dengan yang lainnya, namun demikian selaku mengacu pada prinsip yang sama yaitu setiap orang yang melakukan proses belajar akan mengalami suatu perubahan dalam dirinya. Menurut Slameto (1995:2) belajar adalah “suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.” Selanjutnya Winkel (1996:53) belajar adalah “suatu aktivitas mental/psikis yang berlangsung dalam interaksi yang aktif dengan lingkungan, yang menghasilkan perubahan-perubahan dalam pengetahuan, pemahaman, keterampilan dan nilai sikap. Perubahan itu bersifat secara relatif konstant.” Kemudian Haling (2007:2) mendefinisikan “Secara luas belajar adalah kegiaatan psikofisik menuju perkembangan pribadi yang seutuhnya dan secara sempit belajar diartikan sebagai usaha penguasaan materi pelajaran”.
           Berdasarkan pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa belajar adalah menyerap pengetahuan. Belajar adalah perubahan yang terjadi dalam tingkah laku manusia. Kemampuan intelektual peserta didik sangat menentukan keberhasilannya dalam memperoleh hasil. Untuk mengetahui berhasil tidaknya seseorang dalam belajar maka perlu dilakukan suatu evaluasi, tujuan evaluasi yaitu untuk mengetahui hasil yang diperoleh siswa setelah proses belajar mengajar berlangsung. Hasil dapat diartikan sebagai hasil yang diperoleh karena adanya aktivitas belajar yang telah dilakukan.
3.      Hasil belajar
Hasil belajar merupakan gambaran kemampuan memahami isi pelajaran yang biasanya dilambangkan dengan skor atau nilai. Hasilbelajar adalah hasil yang dicapai oleh seseorang setelah ia melakukan perubahan belajar, baik di sekolah maupun di luar sekolah. Menurut Ahmadi (2003:27) menjelaskan pengertian hasil belajar sebagai berikut, secara teori bila sesuatu kegiatan dapat memuaskan suatu kebutuhan, maka ada kecenderungan besar untuk mengulanginya. Sumber penguat belajar dapat secara instrinsik (nilai, pengakuan, penghargaan) dan dapat secara ekstrinsik (kegairahan  untuk menyelidiki,  mengartikan situasi). Disamping itu siswa memerlukan dan harus menerima umpan balik secara langsung derajat sukses pelaksanaan tugas (nilai rapor/nilai tes)
Definisi diatas dapat disimpulkan bahwa pengertian hasil belajar merupakan hasil usaha bekerja atau belajar yang menunjukan ukuran kecakapan yang dicapai dalam bentuk nilai. Hasil belajar adalah hasil usaha belajar yang berupa nilai-nilai sebagai ukuran kecakapan dari usaha belajar yang telah dicapai seseorang, hasil belajar ditunjukan dengan jumlah nilai raport atau test nilai sumatif.
           Memahami pengertian hasil belajar secara garis besar harus bertitik tolak kepada pengertian belajar itu sendiri. Untuk itu para ahli mengemukakan pendapatnya yang berbeda-beda. Namun dari pendapat yang berbeda itu mengarah pada pengertian yang sama. Sehubungan dengan hasil belajar, selanjutnya Winkel (1996:162) mengatakan bahwa “prestasi belajar adalah suatu bukti keberhasilan belajar atau kemampuan seseorang siswa dalam melakukan kegiatan belajarnya sesuai dengan bobot yang dicapainya.” Sedangkan menurut Nasution (1996:17) hasil belajar adalah:
           “Kesempurnaan yang dicapai seseorang dalam berfikir, merasa dan berbuat. Hasil belajar dikatakan sempurna apabila memenuhi tiga aspek yakni: kognitif, apektif dan psikomotorik, sebaliknya dikatakan hasil kurang memuaskan jika seseorang belum mampu memenuhi target dalam ketiga kriteria tersebut.”
Berdasarkan pengertian di atas, maka dapat dijelaskan bahwa hasil belajar merupakan tingkat kemanusiaan yang dimiliki siswa dalam menerima, menolak dan menilai informasi-informasi yang diperoleh dalam proses belajar mengajar. Hasil belajar seseorang sesuai dengan tingkat keberhasilan sesuatu dalam mempelajari materi pelajaran yang dinyatakan dalam bentuk nilai atau rapor setiap bidang studi setelah mengalami proses belajar mengajar.  Hasil belajar siswa dapat diketahui setelah diadakan evaluasi. Hasil dari evaluasi dapat memperlihatkan tentang tinggi atau rendahnya hasil belajar siswa. Untuk mencapai hasil belajar siswa sebagaimana yang diharapkan, maka perlu diperhatikan beberapa faktor yang mempengaruhi hasil belajar itu sendiri antara lain; faktor yang terdapat dalam diri siswa (faktor intern), dan faktor yang terdiri dari luar siswa (faktor ekstern). Faktor-faktor yang berasal dari dalam diri anak bersifat biologis sedangkan faktor yang berasal dari luar diri anak antara lain adalah faktor keluarga, sekolah, masyarakat dan sebagainya.
a.      Faktor Internal
Faktor intern adalah faktor yang timbul dari dalam diri individu itu sendiri, adapun yang dapat digolongkan ke dalam faktor intern yaitu kecedersan/intelegensi, bakat, minat dan motivasi.
1)      Kecerdasan/intelegensi
Kecerdasan adalah kemampuan belajar disertai kecakapan untuk menyesuaikan diri dengan keadaan yang dihadapinya. Kemampuan ini sangat ditentukan oleh tinggi rendahnya intelegensi yang normal selalu menunjukkan kecakapan sesuai dengan tingkat perkembangan anak. Perkembangan ini ditandai oleh kemajuan-kemajuan yang berbeda antara satu anak dengan anak yang lainnya, sehingga seseorang anak pada usia tertentu sudah memiliki tingkat kecerdasan yang lebih tinggi dibandingkan dengan kawan sebayanya. Oleh karena itu, jelas bahwa faktor intelegensi merupakan suatu hal yang tidak diabaikan dalam kegiatan belajar mengajar.
Menurut Kartono (1995:1) kecerdasan merupakan “salah satu aspek yang penting, dan sangat menentukan berhasil tidaknya studi seseorang. Kalau seorang murid mempunyai tingkat kecerdasan normal atau di atas normal maka secara potensi ia dapat mencapai hasil yang tinggi.” Slameto (1995:56) mengatakan bahwa “tingkat intelegensi yang tinggi akan lebih berhasil daripada yang mempunyai tingkat intelegensi yang rendah.” Berdasarkan pendapat di atas disimpulkan bahwa intelegensi yang baik atau kecerdasan yang tinggi merupakan faktor yang sangat penting bagi seorang anak dalam usaha belajar.
2)      Bakat
Bakat adalah kemampuan tertentu yang telah dimiliki seseorang sebagai kecakapan pembawaan. Ungkapan ini sesuai dengan apa yang dikemukakan oleh Asrori (2007:98) menyatakan bahwa “bakat adalah kemampuan alamiah untuk memperoleh pengetahuan dan keterampilan, baik yang bersifat umum maupun yang bersifat khusus.” Menurut Syah Muhibbin (1999:136) mengatakan “bakat diartikan sebagai kemampuan individu untuk melakukan tugas tanpa banyak bergantung pada upaya pendidikan dan latihan.” Berdasarkan pendapat, di atas disimpulkan bahwa tumbuhnya keahlian tertentu pada seseorang sangat ditentukan oleh bakat yang dimilikinya. Apalagi seorang guru atau orang tua memaksa anaknya untuk melakukan sesuatu yang tidak sesuai dengan bakatnya maka akan merusak keinginan anak tersebut.
3)      Minat
Minat adalah kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan dan mengenai beberapa kegiatan. Minat merupakan daya gerak yang mendorong seseorang cenderung atau merasa tertarik pada orang, benda, atau kegiatan ataupun bisa berupa pengalaman yang efektif yang dirangsang oleh kegiatan itu sendiri. Minat adalah kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan pada mengenai beberapa kegiatan. Kegiatan yang dimiliki seseorang diperhatikan terus menerus yang disertai dengan rasa sayang. Menurut Winkel (1996:24) minat adalah “kecenderungan yang menetap dalam subjek untuk merasa tertarik pada bidang/hal tertentu dan merasa senang berkecimpung dalam bidang itu.” Selanjutnya Slameto (1995:57) mengemukakan bahwa minat adalah “kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan dan mengenang beberapa kegiatan, kegiatan yang diminati seseorang, diperhatikan terus yang disertai dengan rasa sayang.” Kemudian Sardiman (2005:76) mengemukakan minat adalah “suatu kondisi yang terjadi apabila seseorang melihat ciri-ciri atau arti sementara situasi yang dihubungkan dengan keinginan-keinginan atau kebutuhan-kebutuhannya sendiri.”
Berdasarkan pendapat di atas, jelaslah bahwa minat besar pengaruhnya terhadap belajar atau kegiatan belajar. Bahkan pelajaran yang menarik minat peserta didik lebih mudah dipelajari dan disimpan karena minat menambah kegiatan belajar. Untuk menambah minat seorang mahasiswa didalam menerima pelajaran di kampus, diharapkan dapat mengembangkan minat untuk melakukannya sendiri. Minat belajar yang telah dimiliki mahasiswa merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi hasil belajarnya. Apabila seseorang mempunyai minat yang tinggi terhadap sesuatu hal maka akan terus berusaha untuk melakukan sehingga apa yang diinginkannya dapat tercapai sesuai dengan keinginannya.
4)      Motivasi
Motivasi dalam belajar adalah faktor yang penting karena hal tersebut merupakan keadaan yang mendorong keadaan siswa untuk melakukan belajar. Persoalan mengenai motivasi dalam belajar adalah bagaimana cara mengatur agar motivasi dapat ditingkatkan. Demikian pula dalam kegiatan belajar mengajar sorang anak didik akan berhasil jika mempunyai motivasi untuk belajar. Asrori (2007:183) mengatakan motivasi adalah “Dorongan yang timbul pada diri seseorang, secara disadari atau tidak disadari untuk melakukan suatu tindakan dengan tujuan tertentu.”
Perkembangan motivasi dapat dibedakan menjadi dua macam yaitu (1) motivasi instrinsik dan (2) motivasi ekstrinsik. Motivasi instrinsik dimaksudkan dengan motivasi yang bersumber dari dalam diri seseorang yang atas dasarnya kesadaran sendiri untuk melakukan sesuatu pekerjaan belajar. Sedangkan motivasi ekstrinsik dimaksudkan dengan motivasi yang datangnya dari luar diri seseorang siswa yang menyebabkan siswa tersebut melakukan kegiatan belajar. Dengan adanya dorongan ini dalam diri siswa akan timbul inisiatif dengan alasan mengapa ia menekuni pelajaran. Untuk membangkitkan motivasi kepada mereka, supaya dapat melakukan kegiatan belajar dengan kehendak sendiri dan belajar secara aktif.
b.      Faktor Eksternal
Faktor ekstern adalah faktor-faktor yang dapat mempengaruhi hasil belajar yang sifatnya di luar diri siswa, yaitu beberapa pengalaman-pengalaman, keadaan keluarga, lingkungan sekitarnya dan sebagainya. Pengaruh lingkungan ini pada umumnya bersifat positif dan tidak memberikan paksaan kepada individu. Menurut Slameto (1995:60) faktor ekstern yang dapat mempengaruhi belajar adalah “keadaan keluarga, keadaan sekolah dan lingkungan masyarakat”.

4.      Mahasiswa Jalur PMJK/PMDK dan SNMPTN
Penelusuran Minat Dan Kemampuan (PMDK) yang lebih dikenal dengan nama Penerimaan Mahasiswa Jalur Khusus (PMJK) adalah salah satu bentuk seleksi penerimaan calon mahasiswa melalui pintu dengan melihat dan mempertimbangkan keterampilan, bakat, minat dan kemampuan calon mahasiswa. Dengan demikian biasanya ada dua persyaratan yang menjadi standar penilaian dari panitia PMDK, yakni hasil akademik dan hasil bakat dan minat. Perbedaannya mereka yang akan memilih seleksi melalui bakat dan minat, sebagai contoh harus melampirkan sertifikat olah raga atau seni yang telah dilegalisir oleh KONI atau Menteri Pendidikan. Pada jalur ini mahasiswa dapat mengambil jurusan seperti, Pendidikan Seni Rupa, Pendidikan Sendratasik, Pendidikan Kepelatihan Olahraga, Pendidikan Jasmani, Kesehatan dan Rekreasi, Jurusan Teknik dan sebagainya . Sementara di jalur hasil akademik, calon mahasiswa dapat memilih salah satu dari beberapa program studi di kelompok IPA dan salah satu dari beberapa program studi kelompok IPS.
Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri atau biasa disingkat SNMPTN dulu disebut dengan nama Seleksi Penerimaan Mahasiswa Baru (SPMB) adalah salah satu bentuk ujian penerimaan mahasiswa untuk perguruan tinggi negeri, selain melalui ujian mandiri dan penyaluran minat dan bakat melalui sekolah-sekolah (PMDK). Ujian ini dilaksanakan selama dua hari dalam setiap tahunnya secara serentak di seluruh Indonesia, biasanya dilaksanakan pada awal bulan Juli.  
Ujian ini pada awalnya disebut SKALU (Sekretariat Kerja sama antar Lima Universitas) yang pertama kali diadakan secara serentak oleh lima perguruan tinggi negeri di Indonesia. Dengan sistem ujian masuk secara serentak ini, para calon mahasiswa tidak perlu melakukan perjalanan jauh untuk menempuh beberapa ujian masuk perguruan tinggi negeri favorit pada waktu dan tempat yang berbeda untuk meningkatkan kemungkinan mereka diterima. Menurut Departemen Pendidikan Nasional, sistem ujian bersama ini bertujuan menolong para calon mahasiswa untuk menghemat waktu dan biaya walaupun sistem ini jelas mengakibatkan peluang seorang calon mahasiswa untuk memilih lebih dari satu PTN favorit menjadi hilang.
Tahun 1983 Depdiknas (sekarang Mendiknas) kemudian memutuskan sistem penerimaan yang baru dengan melibatkan semua perguruan tinggi negeri dan dikenal sebagai Sistem Penerimaan Mahasiswa Baru (Sipenmaru), Selanjutnya Sipenmaru berubah menjadi UMPTN. Sistem penerimaan mahasiswa baru yang disebut terakhir ini bertahan hingga 2001, menyusul keluarnya SK Mendiknas No 173/U/2001 dan berubah nama menjadi SPMB. Pada tahun 2008 berubah nama menjadi SNMPTN.  
Peserta adalah lulusan IPA, IPS atau Bahasa dari SMA atau sederajat dan telah lulus ujian nasional pada tahun yang sama (hingga dua tahun sebelumnya) dengan penyelenggaraan SNMPTN. Misalnya pada tahun 2011, SNMPTN boleh diikuti lulusan IPA, IPS atau Bahasa dari SMA atau sederajat yang telah lulus ujian nasional pada tahun 2011, 2010 atau 2009. Peserta terbagi atas peserta jurusan IPA, IPS dan IPC. Masing-masing peserta IPA dan IPS mengikuti ujian hari kedua sesuai jurusannya, sementara peserta IPC harus mengikuti ujian kemampuan IPA dan IPS. Biasanya calon peserta lulusan IPA dan ingin memilih jurusan perkuliahan yang noneksakta, maka calon peserta itu mengikuti ujian jurusan IPC. Padahal tidaklah harus demikian karena calon peserta itu dapat langsung memilih ujian jurusan IPS. Ini bergantung kepada pilihan-pilihan jurusan perkuliahan yang dipilih.

B.     Kajian Penelitian Yang Relevan
Merujuk hasil penelitian sebuah tesis (Susilowati Andari, 2009) Pengaruh Motivasi, Minat, dan Lingkungan Belajar Terhadap Hasil Belajar Mahasiswa pada sebuah kampus di Ponorogo membuktikan bahwa karakteristik belajar selalu berkontribusi dalam pencapaian hasil belajar seorang peserta didik. Penelitian skripsi (Malida Puji Ayu Lestari, 2010) Pengaruh Motivasi, Minat, Dan Kebiasaan Belajar Siswa Terhadap Hasil Belajar Siswa pada salah satu mata pelajaran di seluruh SMA Negeri di sebuah kota di Jawa menyimpulkan bahwa terdapat pengaruh yang positif dan signifikan antara motivasi, minat, dan kebiasaan belajar siswa terhadap hasil belajar.
Berdasarkan fakta tersebut di atas, hasil belajar merupakan tolak ukur maksimal yang telah dicapai seorang siswa setelah melakukan kegiatan belajar selama waktu yang telah ditentukan dimana hasil belajar untuk semua siswa telah mencapai hasil maksimal yang tingginya berada di atas Kriteria Ketuntasan Maksimal (KKM) pada suatu mata pelajaran. Hasil yang tinggi ini ditelah dipengaruhi oleh faktor motivasi, minat, dan kebiasaan belajar sebagai faktor internal. Hal yang perlu diperhatikan pula adalah proses awal peserta didik dalam memasuki lingkungan pendidikan.
Berdasarkan referensi awal pengetahuan, dengan mempertimbangkan hasil penelitian (Hamka Lodang dan Muhiddin Palennari, 2010) Perbandingan Presatasi Akademik Mahasiswa Jurusan Biologi Jalur PMJK/PMDK dengan SPMB di Universitas Negeri Makassar menyimpulkan bahwa mereka tidak menemukan adanya perbedaan hasil belajar mahasiswa yang masuk melalui seleksi kedua jalur tersebut.  Hal ini menarik untuk didiskusikan lebih lanjut sebagai permasalahan penelitian dimana subjeknya adalah mahasiswa Pendidikan Teknik Elektronika Universitas Negeri Makassar.

C.    Kerangka Pikir
Berdasarklan latar belakang masalah dan kajian teoritis yang telah dikemukakan sebelumnya jelaslah bahwa tugas seorang mahasiswa adalah belajar menghadapi proses dan kegiatan belajar mengajar dengan berbagai kondisi atau situasi untuk mencapai hasil (prestasi) belajar yang lebih baik. Hasil belajar merupakan salah satu indikator daya serap dan kecerdasan mahasiswa, yang bisa digunakan untuk meyusun dan menetapkan keputusan atau langkah-langkah kebihakan baik yang menyangkut mahasiswa, pendidikan maupun institusi yang mengelola program pendidikan.

D.    Hipotesis Penelitian
Berdasarkan kajian teori dan kerangka pikir yang dikemukakan di atas, maka hipotesis dalam penelitian ini yaitu:
H0 : Ada perbedaan karakteristik dan hasil belajar mahasiswa angkatan 2009-2011  berdasarkan sistem penerimaan masuk jalur PMJK/PMDK dan SNMPTN pada Jurusan Teknik Elektronika Universitas Negeri Makassar?
 H1 : Tidak ada perbedaan karakteristik dan hasil belajar mahasiswa angkatan 2009-2011  berdasarkan sistem penerimaan masuk jalur PMJK/PMDK dan SNMPTN pada Jurusan Teknik Elektronika Universitas Negeri Makassar?

0 komentar

Post a Comment