Judul : Perbedaan Karakteristik Dan Hasil Belajar Mahasiswa Melalui Sistem Penerimaan Masuk JalurPMJK/PMDK Dan SNMPTN Pada Jurusan Pendidikan Teknik Elektronika
BAB II
BAB II
LANDASAN
TEORI
A.
Kajian
Teori
1. Pengertian Karakteristik
Karakteristik
setiap individu dipengaruhi oleh faktor bawaan dan faktor lingkungan. Faktor bawaan mencakup ciri-ciri fisik, kecerdasan,
bakat dan temperamen yang akan menentukan bagaimana seseorang bertindak,
bereaksi, bersikap dari satu situasi ke situasi lain yang sifatnya relatif
menetap. Peran lingkungan adalah mengoptimalkan dimensi perkembangan mencakup
faktor biologis (fisik, motorik), kognitif (bahasa, berpikir, daya nalar dan
daya ingat), psikososial berupa kemandirian, bagaimana anak bersikap,
berperilaku, kesadaran akan diri, harga diri, percaya diri dan lain sebagainya (Affandi Pratama
dalam Perkembangan Manusia, et.al., 2012).
Karakteristik
individu yang terkait dengan hasil belajar adalah minat dan motivasi. Minat
merupakan daya gerak yang mendorong seseorang cenderung atau merasa tertarik
pada orang, benda, atau kegiatan ataupun bisa berupa pengalaman yang efektif
yang dirangsang oleh kegiatan itu sendiri, Minat adalah kecerdasan hati yang tinggi terhadap suatu
gairah/keinginan. Slameto (1995:57) mengemukakan bahwa
minat adalah “kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan dan mengenang
beberapa kegiatan, kegiatan yang diminati seseorang, diperhatikan terus yang
disertai dengan rasa sayang”.
Berdasarkan pengertian diatas , maka
dapat disimpulkan bahwa minat tidak dibawa sejak lahir, melainkan diperoleh
kemudian. Minat besar pengaruh terhadap
belajar, karena minat pada sesuatu dipelajari dan selanjutnya akan mempengruhi
penerimaan minat-minat baru. Jadi, minat terhadap sesuatu merupakan hasil belajar dan menunjang belajar
selanjutnya. Sedangkan
motivasi berhasil merupakan suatu dorongan dari dalam diri seseorang untuk
memperoleh kepuasan dalam berhasil dengan lebih baik dari sebelumnya atau dari
orang lain untuk mencapai keberhasilan. Menimbulkan sebuah minat harus ada kemauan dari orang yang
bersangkutan karena sama halnya dengan minat, gejala kemauan berhubungan erat
dengan satu tujuan. Menurut Haling (2007:6) “Seseorang
akan berhasil dalam belajar kalau pada dirinya ada keinginan, keinginan atau
dorongan inilah yang disebut motivasi”. Jadi, dalam proses belajar haruslah diperhatikan hal-hal
yang dapat mendorong siswa agar dapat belajar dengan baik akan mempunyai motivasi
untuk berfikir dan memuaskan perhatian, merencanakan dan melaksanakan kegiatan
yang berhubungan atau menunjang belajarnya.
2.
Pengertian
Belajar
Para pakar pendidikan mengemukakan
pengertian yang berbeda antara satu dengan yang lainnya, namun demikian selaku
mengacu pada prinsip yang sama yaitu setiap orang yang melakukan proses belajar
akan mengalami suatu perubahan dalam dirinya. Menurut Slameto (1995:2) belajar
adalah “suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu
perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil
pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.” Selanjutnya Winkel
(1996:53) belajar adalah “suatu aktivitas mental/psikis yang berlangsung dalam
interaksi yang aktif dengan lingkungan, yang menghasilkan perubahan-perubahan
dalam pengetahuan, pemahaman, keterampilan dan nilai sikap. Perubahan itu
bersifat secara relatif konstant.” Kemudian Haling (2007:2) mendefinisikan “Secara luas belajar adalah kegiaatan psikofisik
menuju perkembangan pribadi yang seutuhnya dan secara sempit belajar diartikan
sebagai usaha penguasaan materi pelajaran”.
Berdasarkan pengertian di atas, dapat
disimpulkan bahwa belajar adalah menyerap pengetahuan. Belajar adalah perubahan
yang terjadi dalam tingkah laku manusia. Kemampuan intelektual peserta didik
sangat menentukan keberhasilannya dalam memperoleh hasil. Untuk mengetahui
berhasil tidaknya seseorang dalam belajar maka perlu dilakukan suatu evaluasi,
tujuan evaluasi yaitu untuk mengetahui hasil yang diperoleh siswa setelah
proses belajar mengajar berlangsung. Hasil dapat diartikan sebagai hasil yang
diperoleh karena adanya aktivitas belajar yang telah dilakukan.
3.
Hasil
belajar
Hasil belajar merupakan gambaran kemampuan memahami
isi pelajaran yang biasanya dilambangkan dengan skor atau nilai. Hasilbelajar adalah hasil yang dicapai
oleh seseorang setelah ia melakukan perubahan belajar, baik di sekolah maupun
di luar sekolah. Menurut Ahmadi (2003:27) menjelaskan pengertian hasil belajar sebagai
berikut, secara teori bila sesuatu kegiatan dapat memuaskan suatu kebutuhan,
maka ada kecenderungan besar untuk mengulanginya. Sumber penguat belajar dapat
secara instrinsik (nilai, pengakuan, penghargaan) dan dapat secara ekstrinsik
(kegairahan untuk menyelidiki, mengartikan situasi). Disamping itu
siswa memerlukan dan harus menerima umpan balik secara langsung derajat sukses
pelaksanaan tugas (nilai rapor/nilai tes)
Definisi diatas dapat disimpulkan bahwa pengertian hasil belajar merupakan
hasil usaha bekerja atau belajar yang menunjukan ukuran kecakapan yang dicapai
dalam bentuk nilai. Hasil belajar adalah hasil usaha belajar
yang berupa nilai-nilai sebagai ukuran kecakapan dari usaha belajar yang telah
dicapai seseorang, hasil belajar ditunjukan dengan jumlah nilai raport atau
test nilai sumatif.
Memahami pengertian hasil belajar
secara garis besar harus bertitik tolak kepada pengertian belajar itu sendiri.
Untuk itu para ahli mengemukakan pendapatnya yang berbeda-beda. Namun dari
pendapat yang berbeda itu mengarah pada pengertian yang sama. Sehubungan dengan
hasil belajar, selanjutnya Winkel (1996:162) mengatakan bahwa “prestasi belajar
adalah suatu bukti keberhasilan belajar atau kemampuan seseorang siswa dalam
melakukan kegiatan belajarnya sesuai dengan bobot yang dicapainya.” Sedangkan
menurut Nasution (1996:17) hasil belajar adalah:
“Kesempurnaan yang dicapai seseorang dalam
berfikir, merasa dan berbuat. Hasil belajar dikatakan sempurna apabila memenuhi
tiga aspek yakni: kognitif, apektif dan psikomotorik, sebaliknya dikatakan hasil
kurang memuaskan jika seseorang belum mampu memenuhi target dalam ketiga
kriteria tersebut.”
Berdasarkan
pengertian di atas, maka dapat dijelaskan bahwa hasil belajar merupakan tingkat
kemanusiaan yang dimiliki siswa dalam menerima, menolak dan menilai
informasi-informasi yang diperoleh dalam proses belajar mengajar. Hasil belajar
seseorang sesuai dengan tingkat keberhasilan sesuatu dalam mempelajari materi
pelajaran yang dinyatakan dalam bentuk nilai atau rapor setiap bidang studi
setelah mengalami proses belajar mengajar.
Hasil belajar siswa dapat diketahui setelah diadakan evaluasi. Hasil dari
evaluasi dapat memperlihatkan tentang tinggi atau rendahnya hasil belajar
siswa. Untuk mencapai hasil belajar siswa sebagaimana yang diharapkan, maka
perlu diperhatikan beberapa faktor yang mempengaruhi hasil belajar itu sendiri
antara lain; faktor yang terdapat dalam diri siswa (faktor intern), dan faktor
yang terdiri dari luar siswa (faktor ekstern). Faktor-faktor yang berasal dari
dalam diri anak bersifat biologis sedangkan faktor yang berasal dari luar diri
anak antara lain adalah faktor keluarga, sekolah, masyarakat dan sebagainya.
a. Faktor Internal
Faktor
intern adalah faktor yang timbul dari dalam diri individu itu sendiri, adapun
yang dapat digolongkan ke dalam faktor intern yaitu kecedersan/intelegensi,
bakat, minat dan motivasi.
1)
Kecerdasan/intelegensi
Kecerdasan adalah kemampuan belajar disertai kecakapan untuk menyesuaikan diri dengan keadaan yang dihadapinya. Kemampuan ini sangat ditentukan oleh tinggi rendahnya intelegensi yang normal selalu menunjukkan kecakapan sesuai dengan tingkat perkembangan anak. Perkembangan ini ditandai oleh kemajuan-kemajuan yang berbeda antara satu anak dengan anak yang lainnya, sehingga seseorang anak pada usia tertentu sudah memiliki tingkat kecerdasan yang lebih tinggi dibandingkan dengan kawan sebayanya. Oleh karena itu, jelas bahwa faktor intelegensi merupakan suatu hal yang tidak diabaikan dalam kegiatan belajar mengajar.
Kecerdasan adalah kemampuan belajar disertai kecakapan untuk menyesuaikan diri dengan keadaan yang dihadapinya. Kemampuan ini sangat ditentukan oleh tinggi rendahnya intelegensi yang normal selalu menunjukkan kecakapan sesuai dengan tingkat perkembangan anak. Perkembangan ini ditandai oleh kemajuan-kemajuan yang berbeda antara satu anak dengan anak yang lainnya, sehingga seseorang anak pada usia tertentu sudah memiliki tingkat kecerdasan yang lebih tinggi dibandingkan dengan kawan sebayanya. Oleh karena itu, jelas bahwa faktor intelegensi merupakan suatu hal yang tidak diabaikan dalam kegiatan belajar mengajar.
Menurut Kartono
(1995:1) kecerdasan merupakan “salah satu aspek yang penting, dan sangat
menentukan berhasil tidaknya studi seseorang. Kalau seorang murid mempunyai
tingkat kecerdasan normal atau di atas normal maka secara potensi ia dapat
mencapai hasil yang tinggi.” Slameto (1995:56) mengatakan bahwa “tingkat
intelegensi yang tinggi akan lebih berhasil daripada yang mempunyai tingkat
intelegensi yang rendah.” Berdasarkan pendapat di atas disimpulkan bahwa
intelegensi yang baik atau kecerdasan yang tinggi merupakan faktor yang sangat
penting bagi seorang anak dalam usaha belajar.
2)
Bakat
Bakat adalah kemampuan tertentu yang telah dimiliki seseorang sebagai kecakapan pembawaan. Ungkapan ini sesuai dengan apa yang dikemukakan oleh Asrori (2007:98) menyatakan bahwa “bakat adalah kemampuan alamiah untuk memperoleh pengetahuan dan keterampilan, baik yang bersifat umum maupun yang bersifat khusus.” Menurut Syah Muhibbin (1999:136) mengatakan “bakat diartikan sebagai kemampuan individu untuk melakukan tugas tanpa banyak bergantung pada upaya pendidikan dan latihan.” Berdasarkan pendapat, di atas disimpulkan bahwa tumbuhnya keahlian tertentu pada seseorang sangat ditentukan oleh bakat yang dimilikinya. Apalagi seorang guru atau orang tua memaksa anaknya untuk melakukan sesuatu yang tidak sesuai dengan bakatnya maka akan merusak keinginan anak tersebut.
Bakat adalah kemampuan tertentu yang telah dimiliki seseorang sebagai kecakapan pembawaan. Ungkapan ini sesuai dengan apa yang dikemukakan oleh Asrori (2007:98) menyatakan bahwa “bakat adalah kemampuan alamiah untuk memperoleh pengetahuan dan keterampilan, baik yang bersifat umum maupun yang bersifat khusus.” Menurut Syah Muhibbin (1999:136) mengatakan “bakat diartikan sebagai kemampuan individu untuk melakukan tugas tanpa banyak bergantung pada upaya pendidikan dan latihan.” Berdasarkan pendapat, di atas disimpulkan bahwa tumbuhnya keahlian tertentu pada seseorang sangat ditentukan oleh bakat yang dimilikinya. Apalagi seorang guru atau orang tua memaksa anaknya untuk melakukan sesuatu yang tidak sesuai dengan bakatnya maka akan merusak keinginan anak tersebut.
3)
Minat
Minat adalah kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan dan mengenai beberapa kegiatan. Minat merupakan daya gerak yang mendorong seseorang cenderung atau merasa tertarik pada orang, benda, atau kegiatan ataupun bisa berupa pengalaman yang efektif yang dirangsang oleh kegiatan itu sendiri. Minat adalah kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan pada mengenai beberapa kegiatan. Kegiatan yang dimiliki seseorang diperhatikan terus menerus yang disertai dengan rasa sayang. Menurut Winkel (1996:24) minat adalah “kecenderungan yang menetap dalam subjek untuk merasa tertarik pada bidang/hal tertentu dan merasa senang berkecimpung dalam bidang itu.” Selanjutnya Slameto (1995:57) mengemukakan bahwa minat adalah “kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan dan mengenang beberapa kegiatan, kegiatan yang diminati seseorang, diperhatikan terus yang disertai dengan rasa sayang.” Kemudian Sardiman (2005:76) mengemukakan minat adalah “suatu kondisi yang terjadi apabila seseorang melihat ciri-ciri atau arti sementara situasi yang dihubungkan dengan keinginan-keinginan atau kebutuhan-kebutuhannya sendiri.”
Minat adalah kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan dan mengenai beberapa kegiatan. Minat merupakan daya gerak yang mendorong seseorang cenderung atau merasa tertarik pada orang, benda, atau kegiatan ataupun bisa berupa pengalaman yang efektif yang dirangsang oleh kegiatan itu sendiri. Minat adalah kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan pada mengenai beberapa kegiatan. Kegiatan yang dimiliki seseorang diperhatikan terus menerus yang disertai dengan rasa sayang. Menurut Winkel (1996:24) minat adalah “kecenderungan yang menetap dalam subjek untuk merasa tertarik pada bidang/hal tertentu dan merasa senang berkecimpung dalam bidang itu.” Selanjutnya Slameto (1995:57) mengemukakan bahwa minat adalah “kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan dan mengenang beberapa kegiatan, kegiatan yang diminati seseorang, diperhatikan terus yang disertai dengan rasa sayang.” Kemudian Sardiman (2005:76) mengemukakan minat adalah “suatu kondisi yang terjadi apabila seseorang melihat ciri-ciri atau arti sementara situasi yang dihubungkan dengan keinginan-keinginan atau kebutuhan-kebutuhannya sendiri.”
Berdasarkan
pendapat di atas, jelaslah bahwa minat besar pengaruhnya terhadap belajar atau
kegiatan belajar. Bahkan pelajaran yang menarik minat peserta didik lebih mudah
dipelajari dan disimpan karena minat menambah kegiatan belajar. Untuk menambah
minat seorang mahasiswa didalam menerima pelajaran di kampus, diharapkan dapat
mengembangkan minat untuk melakukannya sendiri. Minat belajar yang telah
dimiliki mahasiswa merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi hasil
belajarnya. Apabila seseorang mempunyai minat yang tinggi terhadap sesuatu hal
maka akan terus berusaha untuk melakukan sehingga apa yang diinginkannya dapat
tercapai sesuai dengan keinginannya.
4)
Motivasi
Motivasi dalam belajar adalah faktor yang penting karena hal tersebut merupakan keadaan yang mendorong keadaan siswa untuk melakukan belajar. Persoalan mengenai motivasi dalam belajar adalah bagaimana cara mengatur agar motivasi dapat ditingkatkan. Demikian pula dalam kegiatan belajar mengajar sorang anak didik akan berhasil jika mempunyai motivasi untuk belajar. Asrori (2007:183) mengatakan motivasi adalah “Dorongan yang timbul pada diri seseorang, secara disadari atau tidak disadari untuk melakukan suatu tindakan dengan tujuan tertentu.”
Motivasi dalam belajar adalah faktor yang penting karena hal tersebut merupakan keadaan yang mendorong keadaan siswa untuk melakukan belajar. Persoalan mengenai motivasi dalam belajar adalah bagaimana cara mengatur agar motivasi dapat ditingkatkan. Demikian pula dalam kegiatan belajar mengajar sorang anak didik akan berhasil jika mempunyai motivasi untuk belajar. Asrori (2007:183) mengatakan motivasi adalah “Dorongan yang timbul pada diri seseorang, secara disadari atau tidak disadari untuk melakukan suatu tindakan dengan tujuan tertentu.”
Perkembangan
motivasi dapat dibedakan menjadi dua macam yaitu (1) motivasi instrinsik dan
(2) motivasi ekstrinsik. Motivasi instrinsik dimaksudkan dengan motivasi yang
bersumber dari dalam diri seseorang yang atas dasarnya kesadaran sendiri untuk
melakukan sesuatu pekerjaan belajar. Sedangkan motivasi ekstrinsik dimaksudkan
dengan motivasi yang datangnya dari luar diri seseorang siswa yang menyebabkan
siswa tersebut melakukan kegiatan belajar. Dengan adanya dorongan ini dalam
diri siswa akan timbul inisiatif dengan alasan mengapa ia menekuni pelajaran.
Untuk membangkitkan motivasi kepada mereka, supaya dapat melakukan kegiatan
belajar dengan kehendak sendiri dan belajar secara aktif.
b. Faktor
Eksternal
Faktor ekstern
adalah faktor-faktor yang dapat mempengaruhi hasil belajar yang sifatnya di
luar diri siswa, yaitu beberapa pengalaman-pengalaman, keadaan keluarga,
lingkungan sekitarnya dan sebagainya. Pengaruh lingkungan ini pada umumnya
bersifat positif dan tidak memberikan paksaan kepada individu. Menurut Slameto
(1995:60) faktor ekstern yang dapat mempengaruhi belajar adalah “keadaan
keluarga, keadaan sekolah dan lingkungan masyarakat”.
4.
Mahasiswa
Jalur PMJK/PMDK dan SNMPTN
Penelusuran Minat Dan Kemampuan (PMDK)
yang lebih dikenal dengan nama Penerimaan Mahasiswa Jalur Khusus (PMJK) adalah
salah satu bentuk seleksi penerimaan calon mahasiswa
melalui pintu dengan melihat dan mempertimbangkan keterampilan, bakat, minat
dan kemampuan calon mahasiswa. Dengan demikian biasanya ada dua persyaratan
yang menjadi standar penilaian dari panitia PMDK, yakni hasil akademik dan hasil
bakat dan minat. Perbedaannya mereka yang akan memilih seleksi melalui bakat
dan minat, sebagai contoh harus melampirkan sertifikat olah raga atau seni yang
telah dilegalisir oleh KONI atau Menteri Pendidikan. Pada jalur ini mahasiswa
dapat mengambil jurusan seperti, Pendidikan Seni Rupa, Pendidikan Sendratasik,
Pendidikan Kepelatihan Olahraga, Pendidikan Jasmani, Kesehatan dan Rekreasi,
Jurusan Teknik dan sebagainya . Sementara di jalur hasil akademik, calon
mahasiswa dapat memilih salah satu dari beberapa program studi di kelompok IPA
dan salah satu dari beberapa program studi kelompok IPS.
Seleksi
Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri atau biasa disingkat SNMPTN dulu disebut dengan nama Seleksi Penerimaan Mahasiswa Baru
(SPMB) adalah salah satu bentuk ujian penerimaan mahasiswa untuk perguruan
tinggi negeri, selain melalui ujian mandiri dan penyaluran
minat dan bakat melalui sekolah-sekolah (PMDK). Ujian ini dilaksanakan selama
dua hari dalam setiap tahunnya secara serentak di seluruh Indonesia, biasanya
dilaksanakan pada awal bulan Juli.
Ujian ini pada awalnya disebut SKALU (Sekretariat Kerja sama antar
Lima Universitas) yang pertama kali diadakan secara serentak oleh lima
perguruan tinggi negeri di
Indonesia. Dengan sistem ujian masuk secara serentak ini, para calon mahasiswa
tidak perlu melakukan perjalanan jauh untuk menempuh beberapa ujian masuk
perguruan tinggi negeri favorit pada waktu dan tempat yang berbeda untuk
meningkatkan kemungkinan mereka diterima. Menurut Departemen Pendidikan Nasional,
sistem ujian bersama ini bertujuan menolong para calon mahasiswa untuk
menghemat waktu dan biaya walaupun sistem ini jelas mengakibatkan peluang
seorang calon mahasiswa untuk memilih lebih dari satu PTN favorit menjadi hilang.
Tahun 1983 Depdiknas
(sekarang Mendiknas) kemudian memutuskan sistem penerimaan yang baru dengan melibatkan
semua perguruan tinggi negeri dan dikenal sebagai Sistem Penerimaan Mahasiswa
Baru (Sipenmaru), Selanjutnya Sipenmaru berubah menjadi UMPTN. Sistem
penerimaan mahasiswa baru yang disebut terakhir ini bertahan hingga 2001,
menyusul keluarnya SK Mendiknas No 173/U/2001 dan berubah nama menjadi SPMB.
Pada tahun 2008 berubah nama menjadi SNMPTN.
Peserta adalah lulusan IPA, IPS atau
Bahasa dari SMA atau
sederajat dan telah lulus ujian nasional pada tahun yang sama (hingga dua
tahun sebelumnya) dengan penyelenggaraan SNMPTN. Misalnya pada tahun 2011,
SNMPTN boleh diikuti lulusan IPA, IPS atau Bahasa dari SMA atau sederajat yang
telah lulus ujian nasional pada tahun 2011, 2010 atau 2009. Peserta terbagi
atas peserta jurusan IPA,
IPS dan IPC.
Masing-masing peserta IPA dan IPS mengikuti ujian hari kedua sesuai jurusannya,
sementara peserta IPC harus mengikuti ujian kemampuan IPA dan IPS. Biasanya
calon peserta lulusan IPA dan ingin memilih jurusan perkuliahan yang noneksakta, maka calon peserta
itu mengikuti ujian jurusan IPC. Padahal tidaklah harus demikian karena calon
peserta itu dapat langsung memilih ujian jurusan IPS. Ini bergantung kepada
pilihan-pilihan jurusan perkuliahan yang dipilih.
B. Kajian Penelitian Yang Relevan
Merujuk
hasil penelitian sebuah tesis (Susilowati Andari, 2009) Pengaruh Motivasi,
Minat, dan Lingkungan Belajar Terhadap Hasil Belajar Mahasiswa pada sebuah
kampus di Ponorogo membuktikan bahwa karakteristik belajar selalu berkontribusi
dalam pencapaian hasil belajar seorang peserta didik. Penelitian skripsi (Malida
Puji Ayu Lestari, 2010) Pengaruh Motivasi, Minat, Dan Kebiasaan Belajar Siswa
Terhadap Hasil Belajar Siswa pada salah satu mata pelajaran di seluruh SMA
Negeri di sebuah kota di Jawa menyimpulkan bahwa terdapat pengaruh yang positif
dan signifikan antara motivasi, minat, dan kebiasaan belajar siswa terhadap hasil
belajar.
Berdasarkan
fakta tersebut di atas, hasil belajar merupakan tolak ukur maksimal yang telah
dicapai seorang siswa setelah melakukan kegiatan belajar selama waktu yang
telah ditentukan dimana hasil belajar untuk semua siswa telah mencapai hasil
maksimal yang tingginya berada di atas Kriteria Ketuntasan Maksimal (KKM) pada
suatu mata pelajaran. Hasil yang tinggi ini ditelah dipengaruhi oleh faktor
motivasi, minat, dan kebiasaan belajar sebagai faktor internal. Hal yang perlu
diperhatikan pula adalah proses awal peserta didik dalam memasuki lingkungan
pendidikan.
Berdasarkan
referensi awal pengetahuan, dengan mempertimbangkan hasil penelitian (Hamka
Lodang dan Muhiddin Palennari, 2010) Perbandingan Presatasi Akademik Mahasiswa
Jurusan Biologi Jalur PMJK/PMDK dengan SPMB di Universitas Negeri Makassar
menyimpulkan bahwa mereka tidak menemukan adanya perbedaan hasil belajar
mahasiswa yang masuk melalui seleksi kedua jalur tersebut. Hal ini menarik untuk didiskusikan lebih
lanjut sebagai permasalahan penelitian dimana subjeknya adalah mahasiswa
Pendidikan Teknik Elektronika Universitas Negeri Makassar.
C.
Kerangka
Pikir
Berdasarklan latar belakang masalah dan kajian teoritis
yang telah dikemukakan sebelumnya jelaslah bahwa tugas seorang mahasiswa adalah
belajar menghadapi proses dan kegiatan belajar mengajar dengan berbagai kondisi
atau situasi untuk mencapai hasil (prestasi) belajar yang lebih baik. Hasil
belajar merupakan salah satu indikator daya serap dan kecerdasan mahasiswa,
yang bisa digunakan untuk meyusun dan menetapkan keputusan atau langkah-langkah
kebihakan baik yang menyangkut mahasiswa, pendidikan maupun institusi yang
mengelola program pendidikan.
D.
Hipotesis
Penelitian
Berdasarkan
kajian teori dan kerangka pikir yang dikemukakan di atas, maka hipotesis dalam
penelitian ini yaitu:
H0
: Ada perbedaan karakteristik dan hasil belajar mahasiswa angkatan 2009-2011 berdasarkan sistem penerimaan masuk jalur
PMJK/PMDK dan SNMPTN pada Jurusan Teknik Elektronika Universitas Negeri
Makassar?
H1
: Tidak ada perbedaan karakteristik dan hasil belajar mahasiswa angkatan
2009-2011 berdasarkan sistem penerimaan
masuk jalur PMJK/PMDK dan SNMPTN pada Jurusan Teknik Elektronika Universitas
Negeri Makassar?
0 komentar
Post a Comment