Nah, info kali ini yang
Fullpaper share adalah tentang teori-teori belajar dalam pembelajaran yang dikemukakan
oleh beberapa pakar teori belajar, cekidot J
TEORI BELAJAR BRUNER
Seperti kita ketahui
bahwa Jerome. S. Bruner yang terkenal dengan pendekatan penemuannya membagi
perkembangan intelektual anak dalam tiga kategori yaitu enaktif, ekonik dan
simbolik ( Ruseffendi, 1988 ). Bila dikaji ketiga model penyajian yang dikenal
dengan teori belajar Bruner, dapat diuraikan sebagai berikut:
1.
Model Tahap Enaktif Dalam tahap ini penyajian yang dilakukan melalui tindakan
anak secara langsung terlibat dalam memanipulasi (mengotak-atik) objek. Pada
tahap ini anak belajar sesuatu pengetahuan dimana pengetahuan itu dipelajari secara
aktif, dengan menggunakan benda- benda kongkret (nyata) atau menggunakan
situasi yang nyata, pada penyajian ini anak tanpa menggunakan imajinasinya atau
kata – kata. Ia akan memahami sesuatu dari berbuat atau melakukan sesuatu
2.
Model Tahap Ekonik Dalam tahap ini kegiatan penyajian dilakukan
berdasarkan pada pikiran internal dimana pengetahuan disajikan melalui
serangkaian gambar – gambar atau grafik yang dilakukan anak, berhubungan dengan
mental yang merupakan gambaran dari objek – objek yang dimanipulasinya. Anak
tidak langsung memanipulasi objek seperti yang dilakukan siswa dalam tahap
enaktif. Tahap ekonik yaitu suatu tahap pembelajaran sesuatu pengetahuan dimana
pengetahuan di presentasikan (diwujudkan) dalam bentuk bayangan visual (visual
imaginery) gambar, atau diagram, yang menggambarkan kegiatan kongkret atau
situasi kongkret yang terdapat pada tahap enaktif tersebut diatas. Bahasa
menjadi lebih penting sebagai suatu media berfikir. Kemudian seseorang mencapai
masa transisi dan menggunakan penyajian ekonik yang didasarkan pada
penginderaan kepenyajian simbolik yang didasarkan pada berfikir abstrak.
3.
Model Tahap Simbolik Dalam tahap ini bahasa adalah pola dasar simbolik,
anak memanipulsai simbol – simbol atau lambang – lambang objek tertentu. Anak
pada tahap ini sudah mampu menggunakan notasi tanpa ketergantungan terhadap
objek riil. Pada tahap simbolik ini. pembelajaran dipresentasikan dalam bentuk
simbol – simbol abstrak, yaitu simbol – simbol arbiter yang dipakai berdasarkan
kesepakatan orang – orang dalam bidang yang bersangkutan, baik simbol verbal (
misalnya huruf – huruf, kata – kata, kalimat – kalimat ), lambang – lambang
matematika maupun lambang – lambang abstrak yang lain. Sebagai contoh, dalam
mempelajari penjumlahan dua bilangan cacah, pembelajaran akan terjadi secara
optimal jika mula – mula siswa mempelajari hal itu dengan menggunakan benda –
benda kongkret ( misalnya menggabungkan 3 kelereng dengan 2 kelereng, dan
kemudian menghitung banyaknya kelereng semuanya, ini merupakan tahap enaktif)
kemudian, kegiatan belajar dilanjutkan dengan menggunakan gambar atau diagram
yang mewakili 3 kelereng dan 2 kelereng yang digabungkan tersebut dan kemudian
dihitung banyaknya kelereng semuanya, dengan menggunakan gambar atau diagram
tersebut tahap yang kedua ekonik siswa bisa melanjutkan kegiatan itu dengan
menggunakan lambang – lambang bilangan, yaitu 3 + 2 = 5 ( tahap simbolik).
TEORI BELAJAR DIENES
Pemeblajaran
berstruktur yang memisahkan hubungannatara struktur dan mengaktegorikan
hubungan antar struktur. Yang akan berhasil di pelajari jika dalam tahap –
tahap tertentu.
1.
Permainan Bebas ( Free Play ) Anak bermain bebas tanpa diarahkan dengan
menggunakan benda – benda matematika kongkret.
2. Permainan yang
Menggunakan Aturan ( Games ) Anak mulai mengamati pola dan ketentuan yang
terdapat dalam konsep.
3.
Permainan kesamaan ( Searching for Communalitiess ) Siswa diarahkan untuk
menemukan sifat kesamaan dalm permainan yang sudah diikuti.
4. Peramianan Representasi (
Representation ) Siswa mulai belajar membuat pernyataaan ( reprentasi ) tentang
sifat dan kesamaan suatu konsep matematika yang diperoleh dari penelaahan
kesamaan sifat.
5.
Permainan dengan Simbolisasi Siswa perlu menciptakan symbol matematika atau
rumusan verbal yang cocok untuk menyatakan konsep yang reprentasinya telah
diketahui.
6. Permainan dengan
formalisasi ( Formalition ) Siswa belajar mengorganisasikan konsep – konsep
membentuk setara formal, dan harus sampai pada pemahaman sifat, aturuan dan
dalil hingga menjadi struktrur dari sistem yang dibahas pada tahap ini berada
diluar jangkauna usia SD.
TEORI VAN HIELS
Tahapan berpikir atau
tingkat kognitif yang dilalui siswa dalam pembelajaran geometri’ menurut van
hiels adalah sebagai berikut:
Level 0. tingkat visualisasi Tingkat ini
disebut juga tingkat pengenalan. Pada tingkat ini siswa belum memperhatikan
komponen- komponen dari masing-masing bangun. Dengan demikian , meskipun pada
tingkat ini siswa sudah mengenal nama suatu bangun, siswa belum mengamati cirri-ciri
bangun itu. Contoh, siswa tahu suatu bangun bernama persegi panjang, tetapi
belum menyadari ciri-ciri bangun persegi panjang tersebut.
Level 1. tingkat
analisis Tingkat ini dikenal sebagai tingkat deskriptif. Pada tingkat ini siswa
sudah mengenal bangun-bangun geometri berdasarkan ciri-ciri masing-masing
bangun. Dengan kata lain siswa sudah terbiasa menganalisis bagian-bagian yang
ada pada suatu bangun dan mengamati sifat-sifat yang dimiliki oleh unsur-unsur
tersebut.
Level 2. tingkat abstraksi Tingkat ini disebut
juga tingkat pengurutan atau relasional. Pada tingkat ini siswa sudah bisa
memahami hubungan antar ciri yang satu dengan yang lain pada suatu bangun.
Level 3. tingkat
deduksi formal Pada tingkat ini siswa sudah memahami pengertian-pengertian
pangkal, definisi-definisi, aksioma- aksioma, dan teorema-teorema dalam
geometri.
Level 4. tingkat rigor
Tingkat ini disebut juga tingkat matematis. Pada tingkat ini siswa, siswa mampu
melakukan penalaran secara formal tentang system matematika ( termasuk
system-sistem geometri), tanpa membutuhkan model-model yang konkret sebagai
acuan. Menurut Van Hiele semua anak melalui tahap-tahap tersebut, dengan urutan
yang sama, dan tidak dimungkinkan adanya tingkat yang diloncati.
Pada proses
perkembangan dari tahap yang satu ke tahap berikutnya terutama tidak ditentukan
oeh umur atau kematangan biologis, tetapi lebih bergantung pada pengajaran dari
guru dan proses belajar yang di lalui siswa. Implementasi Teori Van Hiele dalam
Pembelajaran
Fase 1 : Informasi (information)
Pada awal fase ini, guru dan siswa menggunakan tanya dan kegitan tentang
obyek-obyek yang dipelajari pada tahap berpikir yang bersangkutan.
Fase 2 : Orientasi langsung (directed
orientation) Siswa menggali topik yang dipelajari melalui alat-alat dengan
cermat yang disiapkan oleh guru. Aktifitas ini akan berangsur-angsur
menampakkan kepada siswa struktur yang memberi ciri-ciri untuk tahap berfikir
ini. Jadi, alat atau pun bahan dirancang menjadi tugas pendek sehingga
mendatangkan respon khusus.
Fase 3 Penjelasan (explication) Berdasarkan
pengalaman sebelumnya,siswa menyatakan pandangan yang muncul mengenai struktur
yang diopservasi.di samping itu untuk membantu siswa menggunakan bahasa yang
tpat dan akurat,guru memberi bantuan seminimal mungkin.hal tersebut.berlangsung
sampai system hubungan pada tahap berpikir ini mulai tampak nyata.
Fase 4 Orientasi Bebas
(Free Orientation) Siswa menghadapi tugas-tugas yang lebih komplek berupa tugas
yang memerlukan banyak langkah,tugas-tugas yang di lengkapi dengan banyak
cara,dan tugas-tugas open ended.Mereka memperoleh pengalaman dalam menemukan
cara mereka sendiri,maupun dalam menyelesaikan tugas-tugas.
Fase 5 Integrasi (Integration) Siswa meninjau
kembali dan meringkas apa yang telah di pelajari.Guru dapat membantu dalam
membuat sintesis ini dengan melengkapi survey secara global terhadap apa-apa
yang telah di pelajari siswa.
TEORI BELAJAR GAGNE
Pandangan gagne tentang
belajar di kelompokkan menjadi 8 tife,yaitu:
1. Isyarat (Signal)
2. Stimulus respons
3. Rangkaian gerak
(Motor Chaining)
4. Rangkaian verbal (Verbal Chaining)
5. Memperbedakan
(Discrimination Learning)
6. Pembentukan konsep (Concept Formations)
7. Pembentukan aturan
(Principle Formation)
8. Pemecahan masalah (Problem Solving)
Semoga informasi diatas
dapat menambah khasanah pengetahuan kita semua,,,, terima kasih telah singgah
di Fullpaper.blogspot.com ,,, J
0 komentar
Post a Comment